Kabar Gembira! Banyak Peluang bagi Sineas Film Indonesia Berkompetisi dalam Produksi Film Pendek Berkualitas

- 8 Maret 2024, 21:58 WIB
Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan menyelenggarakan beberapa program dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perfilman Indonesia. Salah satunya adalah Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek.
Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan menyelenggarakan beberapa program dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perfilman Indonesia. Salah satunya adalah Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG - Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan menyelenggarakan beberapa program dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perfilman Indonesia. Salah satunya adalah Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek.

Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek yang disingkat Kompro merupakan program yang memberikan wadah bagi para sineas muda tanah air dalam membuat karya film pendek.

Program ini telah dimulai sejak tahun 2021 dan hingga pada tahun 2023, total telah terdapat 30 judul karya film pendek.

 

Bahkan beberapa karya film Kompro telah menorehkan berbagai prestasi di festival film dalam negeri maupun luar negeri, antara lain seperti pada Festival Film Indonesia 2022, Piala Maya 2022, Minikino Film Festival 2022, hingga Bogota Short Film Festival 2022.

Tahun ini, program Layar Indonesiana kembali hadir dan memberikan berbagai fasilitas serta kesempatan yang sama kepada para sineas muda Indonesia.

Mulai dari workshop, pendampingan pra produksi, produksi, hingga pasca produksi dengan total biaya pendanaan produksi sebesar Rp.80.000.000,- untuk setiap proyek yang terpilih.

Baca Juga: Wow Keren! Indonesia Ikut Andil di Hongkong International Film and TV Market 2024

Kesempatan tersebut akan diberikan kepada 10 proyek terpilih yang akan dikurasi secara ketat dan professional oleh para tim kurator.

Dengan mengusung tema “Kemanusiaan, Alam, dan Budaya”, Layar Indonesiana 2024 mengajak para sineas berbakat untuk menuangkan ide cerita kereatifnya melalui berbagai perspektif sudut pandang dengan berlatar belakang keragaman karakteristik Indonesia.

Para sineas akan diberi ruang untuk berkreasi tanpa batasan dengan tujuan agar dapat menyampaikan pesan dalam menghargai nilai-nilai kemanusiaan, alam, dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Dalam agenda Media Gathering dan Screening program Layar Indonesiana yang dilaksanakan di CGV FX Sudirman belum lama ini  dihadiri oleh beberapa narasumber.

Seperti Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan, Media, Kemendikbudristek; Ifa Isfansyah selaku Produser, Sutradara Film dan Kurator Program Layar Indonesiana; Yulia Evina Bhara selaku Produser Film dan Kurator Program Layar Indonesiana; Kawakibi Muttaqien selaku Sutradara Film “Malam Terasa Main-Main” dan Alumni Program Layar Indonesiana 2023; dan Sarah Adilah selaku Produser Film “Pau Lipu” dan Alumni Program Layar Indonesiana 2023.

Agenda kegiatan ini dilakukan dalam rangka sosialisasi program Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek yang tengah membuka pendaftaran proposal di tahun 2024 ini.

Baca Juga: Penayangan Perdana 10 Film Pendek Terpilih Layar Indonesiana Kompetisi Produksi 2023 di JAFF ke-18

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, yang juga menjadi pengampu program Layar Indonesiana Kompetisi Produksi Film Pendek mengungkapkan bahwa animo sineas muda Indonesia untuk ikut berpartisipasi pada Layar Indonesiana terus tinggi di setiap tahunnya.

Tercatat pada tahun 2021 total terdapat 310 proposal, kemudian pada tahun 2022 terdapat 443 proposal, dan terakhir pada tahun 2023 total terdapat 675 proposal yang masuk.

"Setiap tahun perjalanan program Layar Indonesiana mendapat animo dari para sineas sangatlah tinggi. Pada tahun 2023 ini puncaknya merupakan capaian tertinggi dalam sejarah perfilman nasional, artinya menunjukkan bukti konkret dari efektifitas strategi dan fasilitas pemerintah dalam mendukung industri film,” tutur Ahmad Mahendra.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x