Bergoyang! History of Dangdut Music: Seperti Apa Sebetulnya Sejarah dari Musik Dangdut?

- 4 Maret 2023, 12:33 WIB
Ilustrasi alat musik dangdut, Dangdut, atau musik dangdut, adalah genre musik populer di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara.
Ilustrasi alat musik dangdut, Dangdut, atau musik dangdut, adalah genre musik populer di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara. /Freepik

JURNAL SOREANG - Dangdut adalah campuran dari beberapa gaya musik yang beragam, termasuk musik rakyat Indonesia dan Melayu, musik pop Arab, musik rock dan dance Barat, dan musik soundtrack penuh warna dari sinema Hindi, umumnya dikenal sebagai Bollywood.

Sejarah Singkat Dangdut

Sejarah musik dangdut dimulai pada tahun 1950-an dengan adanya orkes Melayu, atau grup orkestra dari Malaysia. Grup orkestra memperkenalkan suara baru.

Grup orkestra memperoleh popularitas di Indonesia, Jawa, Sumatra, dan provinsi lain di Kepulauan Sunda dengan suara yang memadukan musik Melayu, instrumen Barat dan Timur Tengah, serta melodi yang diadaptasi dari lagu-lagu yang ditampilkan dalam soundtrack film-film India.

Baca Juga: Berikut 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Kalimantan Barat, Apa Saja? Simak Pembahasannya!

Popularitas kelompok orkes Melayu menghasilkan rekaman seperti “Boneka Dari India” (“Boneka dari India”) tahun 1956 oleh penyanyi “nenek dangdut” Ellya Khadam, yang meminjam melodi dari nomor musik yang ditampilkan dalam bahasa Hindi tahun 1952.

film Asyana. Dalam satu dekade, lagu seperti “Boneka dari India” akan menjadi fondasi lagu dangdut tradisional.

- Gelombang pertama dangdut menggebrak pada tahun 60-an.

Pengenalan ritme dan instrumen rock Barat ke musik populer Indonesia pada 1960-an membantu mengantarkan gelombang pertama dangdut.

Baca Juga: JANARI! Karya Musisi Asal Banten Tak Biasa dan Sangat Unik, Bagaimana Inspirasi Serta Tema Musiknya?

Upaya awal ini beralih dari suara pop orkes Melayu dan melabuhkan suara di sekitar instrumen Barat yang digabungkan dengan tabla seperti gendang dan seruling bambu yang dikenal sebagai suling.

Salah satu artis dangdut pertama yang memanfaatkan sepenuhnya pendekatan baru ini adalah penyanyi Rhoma Irama.

Dengan grupnya Soneta (“soneta”), yang menampilkan superstar dangdut masa depan, penyanyi Elvy Sukaesih, Irama menggunakan “RockDut”, yang menggemakan serangan agresif grup hard rock Barat seperti Deep Purple, dan menambahkan gitar elektrik kembar dan keyboard ke dangdut suara.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 6 SD Halaman 12-13, Apa Itu Reklame dan Bagaimana Ciri-Cirinya?

- Genre tersebut terpecah menjadi dangdut koplo.

Suara baru ini akan menghasilkan banyak hit untuk Irama hingga pertengahan 1970-an ketika ziarah ke Mekah mendorongnya untuk meninggalkan pengaruh Barat dan merangkul ajaran Islam tradisional dalam musik dan kehidupan pribadinya.

Ia juga menjadi pengkritik dangdut baru yang muncul dari Jawa Tengah dan Timur pada 1990-an.

Varian ini, disebut dangdut koplo, menampilkan ketukan yang lebih cepat dan pengaruh yang lebih besar dari musik Barat, terutama mengenai pokok bahasannya:

penyanyi Inul Daratista mengangkat alis karena menampilkan tarian sugestif berputar yang disebut "goyang ngebor" ("tari pengeboran") selama siaran televisi konser tahun 2003.

Baca Juga: Maret Jadi Crazy Rich! 10 Weton Ini Ganti Nasib 180 Derajat, Rezeki dan Kekayaan Melimpah Semua Hajat Terkabul

- Gelombang ketiga mengeksplorasi pengaruh baru.

Meskipun veteran tua seperti Irama mencela bentuk baru ini, kemunculan dangdut koplo menandakan perubahan lebih lanjut pada industri musik Indonesia.

Penyanyi dangdut gelombang ketiga, yang diwujudkan oleh penyanyi muda seperti Via Vallen, telah menjelajahi sejumlah pengaruh baru dalam musik dan tari.

Pengaruh baru ini meliputi segala hal mulai dari K-pop dan reggae hingga musik crossover Jawa yang dikenal sebagai campursari dan gendang koplo, yang menggantikan ketukan elektronik untuk perkusi tradisional.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x