Selain itu Natalie Rizzo, seorang pakar diet yang tidak terlibat dalam studi menjelaskan bahwa nutrisi dalam kacang dapat membantu mencegah peradangan di seluruh tubuh, termasuk otak.
Peradangan di otak diyakini menjadi penyebab beberapa penyakit, termasuk demensia dan depresi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa studi ini hanya menunjukkan korelasi antara konsumsi kacang dan risiko depresi yang lebih rendah, dan belum dapat membuktikan sebab-akibat yang pasti.
Baca Juga: Chelsea Lolos Hukuman FFP, Meski Banyak Beli Pemain Transfer Musim Panas Ini, Kok Bisa?
Adapun beberapa pakar meyakini bahwa asam amino yang terdapat dalam kacang, seperti arginin, glutamin, serin, dan triptofan, dapat memberikan manfaat karena penurunan kadar asam amino ini telah terkait dengan depresi.
Tidak hanya berkaitan dengan resiko depresi, konsumsi kacang juga dikaitkan dengan manfaat kesehatan lainnya.
Kacang-kacangan telah terbukti bermanfaat untuk kesehatan jantung karena dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
Selain itu, kacang juga membantu dalam penurunan berat badan dan pengontrolan diabetes, serta mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, magnesium, selenium, dan serat yang memiliki dampak positif pada kesehatan usus dan risiko penyakit.
Baca Juga: 10 Hobi Kreatif yang Bisa Mengisi Waktu Luangmu
Pada akhirnya studi ini menghadirkan wawasan baru tentang hubungan antara asupan kacang dan risiko depresi yang lebih rendah.