Network
JURNAL SOREANG - Berbicara mengenai pertanian atau bertani kadang kala erat kaitannya dengan ladang, persawahan, atau bahkan hutan. Dikarenakan hal tersebut maka mengakibatkan anak muda enggan terjun ke dunia pertanian karena terkesan dengan kotor.
Selain dari itu pertanian juga identik dengan pekerjaan yang memakan waktu. Hal itu lantaran panen bisa sampai ada hanya 3 bulan sekali, seminggu sekali, dan bahkan penghasilannya pun bisa disebut juga tak menentu. Kadang berpenghasilan besar, tinggi, atau bisa jadi merugi.
Telah menjadi rahasia umum bahwa dunia pertanian telah mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Hal tersebut terlihat dari banyaknya sistem pertanian dengan gaya baru serta modern. Dan hal ini ditunjang juga oleh program-program pemerintah agar makin banyak anak muda yang berkeinginan menjalani profesi sebagai petani.
Baca Juga: Waduh! Katy Diserang Rumor Palsu Bertubi-tubi, Bikin Kecewa ? Song Joong Ki: Saya Merasa Marah
Petani modern sendiri memiliki sebuah konsep dasar yakni mempertahankan ekosistem alami lahan yang sehat dikarenakan dalam konsep petani modern menghindari segala jenis bahan kimia yang nnatinya tentu bisa berimbas kepada terkena racun lingkungan sekitarnya.
Konsep lainnya yakni secara sederhana petani modern berarti menjadi pola bertani menggunakan alat-alat yang canggih baik itu sekala besar atau juga sekala kecil. Banyak sekali contoh pertanian modern yang telah terlaksana seperti pertanian pada anggur atau juga pertanian pada gandum serta padi.
Dan menjadi fakta bahwa lewat pertanian modern ini maka menjadi sebuah ajakan untuk banyak pihak agar berbuat bijak terhadap lingkungan sekitar.
Contoh penerapan daru pertanian modern banyak sekali yakni seperti pertanian organik yang terintegrasi, pertanian hidroponik atau yang menggunakan air, serta pertanian pada hortikultura.
