Faktor risiko genetik adalah faktor yang merupakan bagian dari DNA kita (zat yang menyusun gen kita). Mereka sering diwarisi dari orang tua kita. Sementara beberapa faktor genetik meningkatkan risiko leukemia pada masa kanak-kanak, kebanyakan leukemia tidak terkait dengan penyebab genetik yang diketahui.
Beberapa kelainan genetik meningkatkan risiko anak terkena leukemia:
Sindrom Down (trisomi 21): Anak-anak dengan sindrom Down memiliki salinan kromosom 21 (ketiga) ekstra. Mereka berkali-kali lebih mungkin mengembangkan leukemia limfositik akut (ALL) atau leukemia myeloid akut (AML) daripada anak-anak lain, dengan risiko keseluruhan sekitar 2% sampai 3%. Sindrom Down juga dikaitkan dengan leukemia transien (juga dikenal sebagai kelainan myeloproliferatif transien) – kondisi mirip leukemia dalam bulan pertama kehidupan, yang seringkali sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Baca Juga: Kasus Dugaan Garong Uang Rakyat Pengelolaan Aset Desa, Oknum Kades di Lembang KBB Segera Disidang
Sindrom Li-Fraumeni: Ini adalah kondisi bawaan langka yang disebabkan oleh perubahan gen TP53. Orang dengan perubahan ini memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker, termasuk leukemia, sarkoma tulang atau jaringan lunak, kanker payudara, kanker kelenjar adrenal, dan tumor otak.
Kelainan genetik lainnya (seperti neurofibromatosis dan anemia Fanconi) juga meningkatkan risiko leukemia, serta beberapa jenis kanker lainnya.
Masalah Sistem Kekebalan Tubuh yang Diwariskan
Kondisi bawaan tertentu menyebabkan anak terlahir dengan masalah sistem kekebalan tubuh. Ini termasuk:
Ataxia-telangiectasia