Selain itu penelitian tersebut juga menilai apakah penggunaan aspirin terkait dengan diagnosis yang baru memiliki gagal jantung atau pada mereka yang berisiko.
Penelitian ini melibatkan 30.827 orang yang berisiko mengembangkan gagal jantung yang terdaftar dari Eropa Barat dan AS ke dalam studi HOMAGE.
Beresiko disini dapat didefinisikan sebagai satu atau lebih hal berikut seperti: merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Peserta berusia 40 tahun ke atas dan bebas dari gagal jantung pada awal. Penggunaan aspirin dicatat pada saat mereka melakukan pendaftaran dan peserta diklasifikasikan sebagai pengguna aspiran atau bukan pengguna aspirin.
Rata-rata usia peserta adalah 67 tahun dan 34 perse adalah perempuan. Pada awal, total 7.698 peserta 25 persen menggunakan aspirin selama 5,3 tahun tindak lanjut, 1.330 peserta mengalami gagal jantung.
Para peneliti menilai hubungan antara penggunaan aspirin dan kejadian gagal jantung setelah disesuaikan untuk jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, merokok, penggunaan alkohol, tekanan darah, detak jantung, kolesterol darah, kreatinin, hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan pengobatan dengan renin.
Baca Juga: Prediksi Skor Liga Champions Benfica vs PSG, Jadwal, Head to Head, Link Streaming dan Susunan Pemain
Penggunaan aspirin secara independen dikaitkan dengan peningkatan risiko 26 persen dari diagnosis gagal jantung baru.
Untuk memeriksa konsistensi hasil, para peneliti mengulangi analisis setelah mencocokkan pengguna aspirin dan non-pengguna untuk faktor risiko gagal jantung.