Stop! Hubungan Intim Berganti-ganti Pasangan Bisa Tularkan HIV-AIDS, Berikut Gejalanya dari Tiap Fase Infeksi

- 20 September 2022, 14:20 WIB
Ilustrasi hubungan intim yang bergonta-ganti pasangan sehingga kena HIV-AIDS
Ilustrasi hubungan intim yang bergonta-ganti pasangan sehingga kena HIV-AIDS /rawpixel/Freepik

JURNAL SOREANG – Hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan menjadi salah satu penyebab utama penularan HIV/AIDS, dan menimbulkan gejala di tiap fase infeksinya.

HIV yang dapat menular lewat air mani dan cairan Miss V saat berhubungan intim adalah salah satu ke dalam penyakit menular seksual.

Jika melakukan hubungan intim yang tidak sehat dengan berganti-ganti pasangan, maka akan meningkatan risiko penularan HIV dari satu orang ke banyak orang.

Baca Juga: Mengenal Efek Samping ARV, Obat yang Harus Dikonsumsi Pengidap HIV untuk Cegah Pertumbuhan Virus

Bahkan mungkin orang yang tidak melakukan hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan (hanya dengan pasangan sah saja) pun dapat berisiko terinfeksi HIV jika pasangannya melakukan hal yang bertentangan.

Jelas itu akan sangat merugikan, terlebih jika hubungan intim tersebut membuahkan kehamilan, bahkan bayi yang tidak berdosa juga bisa ikut menanggung risikonya.

Karena seorang ibu dapat menularkan HIV pada anaknya selama kehamilan, saat persalinan dan jika ia menyusui.

Baca Juga: 8 Gejala HIV Berdasarkan Pengakuan Pengidap Rutin Periksa ke Dokter dan Konsumsi ARV Usai Dinyatakan Positif

Terlepas dari banyaknya dampak negatif tersebut, kita harus mengetahui apa saja gejala yang akan timbul dari infeksi HIV agar dapat mencegah kondisi infeksi bertambah buruk dan berkembang menjadi AIDS.

Gejala HIV/AIDS bervariasi, tergantung pada fase infeksi, yakni:

1.Infeksi Primer (HIV Akut)
Beberapa orang yang terinfeksi HIV bergejala seperti flu dalam waktu 2 sampai 4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Gejala yang timbul di antaranya:
-Demam
-Sakit kepala
-Nyeri otot dan nyeri sendi
-Ruam
-Sakit tenggorokan dan sariawan yang menyakitkan
-Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher
-Diare
-Penurunan berat badan
-Batuk
-Keringat malam.

Baca Juga: Selain HIV dan AIDS, Berikut 8 Penyakit Berbahaya yang Timbul dari Seks Bebas atau Hubungan Intim Tidak Sehat

Gejala-gejala ini bisa sangat ringan sehingga Anda mungkin tidak menyadarinya. Namun, jumlah virus dalam aliran darah (viral load) cukup tinggi saat fase ini.

Akibatnya, infeksi menyebar lebih mudah selama fase ini daripada pada tahap berikutnya.

Jika Anda merasa telah terinfeksi HIV dan mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah melakukan tes HIV agar bisa langsung ditangani, karena jika dibiarkan kondisi akan memburuk hingga berkembang menjadi AIDS.

Baca Juga: Penting! Bukan Cuma Hubungan Intim, Beberapa Hal Ini Juga Bisa Menularkan HIV-AIDS, No 2 Bikin Haru

2.Infeksi Laten Klinis (HIV Kronis)
Pada tahap infeksi ini, walaupun HIV masih ada di dalam tubuh dan di sel darah putih, namun kebanyakan mungkin tidak bergejala.

Tahap ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun jika pengidap tidak melakukan terapi antiretroviral (ART).

3.Infeksi HIV Simtomatik
Ketika virus terus berkembang biak dan menghancurkan sel-sel kekebalan, penderita mungkin mengalami infeksi ringan atau tanda dan gejala kronis seperti:
-Demam
-Kelelahan
-Pembengkakan kelenjar getah bening – seringkali merupakan salah satu tanda pertama infeksi HIV
-Diare
-Penurunan berat badan
-Infeksi jamur mulut (sariawan)
-Herpes zoster (herpes zoster)
-Radang paru-paru.

Baca Juga: 3 Jenis Hubungan Intim yang dapat Menularkan HIV-AIDS, Mana yang Paling Berisiko?

4.Berkembang Menjadi AIDS
Jika tidak diobati, HIV akan berkembang menjadi AIDS dalam waktu sekitar 8 sampai 10 tahun.

Ketika AIDS terjadi, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah dan akan lebih mungkin mengembangkan penyakit yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang yang sehat.

Tanda dan gejala dari fase ini di antaranya:
-Berkeringat
-Panas dingin
-Demam berulang
-Diare kronis
-Pembengkakan kelenjar getah bening
-Bintik putih yang muncul terus-menerus atau lesi yang tidak biasa di lidah atau di mulut
-Kelelahan yang terus-menerus dan tidak dapat dijelaskan
-Lemah
-Berat badan menurun
-Ruam kulit atau benjolan.

Baca Juga: 15 Gejala Ini Seseorang Terkena HIV/AIDS, Hindari Hubungan Intim Tidak Sehat

Hingga saat ini tidak ada obat untuk HIV/AIDS, tetapi obat-obatan dapat mengendalikan infeksi dan mencegah perkembangan penyakit tersebut.

Selain itu, antivirus HIV telah mengurangi kematian akibat AIDS di seluruh dunia.***

Editor: Sarnapi

Sumber: mayoclinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah