JURNAL SOREANG - Jika Anda pernah merasa dicintai setelah melakukan hubungan intim, wajar, karena aktivitas tersebut bisa menjadi ekspresi kasih sayang dan cara menciptakan cinta.
Lalu, apa dasar dan penyebabnya hubungan intim mampu menciptakan keterikatan emosional antar pasangan suami istri?
Jawabannya tidak sederhana. Dikutip dari situs Your Tango, ada 3 kemungkinan mengapa hubungan intim mampu menciptakan keterikatan emosional.
Baca Juga: Miss V Anda Kering ? Jangan Dulu Panik, Ini Cara Mengatasinya
1. Hormon
Sering dijuluki "hormon cinta atau pelukan," oksitosin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk koneksi dan ikatan. Ini dilepaskan melalui sentuhan, baik jenis non-seksual dan seksual.
Dan karena ini, aktivitas hubungan intim dapat menyebabkan perasaan keterikatan dan koneksi sejak awal.
Namun, agar ini terjadi, hubungan intim tentu harus memuaskan. Pengalaman bercinta yang tidak menyenangkan yang belum kita setujui tidak sama dengan keterikatan.
Baca Juga: Ungkap Kematian Brigadir J, MUI Kabupaten Bandung Apresiasi Kinerja Polri
2. Psikologi
Menurut sebuah penelitian dari University of Texas di Austin, ada sebanyak 237 macam alasan mengapa sepasang orang melakukan hubungan intim.
Salah satunya adalah untuk mengungkapkan rasa cinta yang kita rasakan kepada seseorang. Cara lainnya adalah menjadi dekat dengan seseorang untuk membentuk hubungan emosional dan mengalami kedekatan.
Hubungan intim menawarkan cara untuk terhubung dengan orang lain dan dapat membantu Anda merasakan keintiman emosional itu (serta menikmati kesenangan seksual bersama).
Namun di luar tindakan seksual itu sendiri, ada hal lain yang sering kita lakukan yang dapat memacu hubungan emosional.
Memeluk atau berbaring berdekatan setelah bercinta dapat menyebabkan suasana hati yang lebih penuh kasih. Dalam beberapa hal, pelukan intim ini bisa terasa lebih rentan dan membangun keterikatan daripada hubungan intim itu sendiri.
Ada sesuatu yang istimewa dalam ilmu psikologi mengenai kekuatan pelukan terhadap sesorang, bahkan bagai seseorang yang kurang begitu dikenal sekali pun.
3. Budaya
Budaya Barat memiliki fokus besar pada hubungan romantis, terutama pasangan yang terikat pernikahan, menjadikan itu lebih baik bila ada keterikatan emosional.
Bahkan ketika menjelaskan seksual kepada anak-anak, itu disebut sebagai aktivitas yang merupakan bagian dari hubungan romantis atau pernikahan.
Sederhananya, budaya kita menjadikan hubungan intim sebagai bagian dari cinta. Mungkin, ini adalah salah satu alasan mengapa bercinta dapat menyebabkan keterikatan emosional.
Baca Juga: CEK DI SINI! Cara Gampang Beli Tiket Laga Persib Bandung di Stadion GBLA
Perasaan senang dan puas setelah berhubungan intim yang baik terkadang diartikan sebagai sesuatu yang lebih dalam, mungkin diyakini sebagai tanda hubungan dan kecocokan yang sebenarnya, bukan hanya kecocokan seksual.
Pada gilirannya, ini mungkin mengarahkan kita untuk menginvestasikan waktu dalam hubungan yang baru ditemukan, mendorong kita untuk mengenal orang lain dan menjelajahi peluang untuk menciptakan ikatan jangka panjang.
Namun meski begitu, hubungan kita dengan aktivitas bercinta bisa berbeda, tergantung siapa kita.
Bagi sebagian orang, hubungan intim mengarah pada cinta. Bagi yang lain, tidak, atau hanya kadang-kadang saja.
Seperti kebanyakan fenomena seksual, merasa dekat setelah berhubungan intim bukan hanya hal biologis dan evolusioner. Itu juga tergantung pada siapa Anda dan bagaimana Anda mendefinisikan hubungan intim itu sendiri.
***