Jarang Diungkap dari Hasil Penelitian Ternyata Makan Karbohidrat dengan Jumlah Sedang akan Perpanjang Umur

- 2 Juli 2022, 20:32 WIB
Ilustrasi Nasi. Jarang Diungkap dari  Hasil Penelitian Ternyata Makan Karbohidrat dengan Jumlah Sedang akan Perpanjang Umur
Ilustrasi Nasi. Jarang Diungkap dari Hasil Penelitian Ternyata Makan Karbohidrat dengan Jumlah Sedang akan Perpanjang Umur /Instagram.com/@Shakila_ku.

JURNAL SOREANG- Berapa banyak karbohidrat yang perlu anda makan sehingga bisa memperpanjang umur ? Penelitian membuktikan, dengan jumlah sedang, tidak terlalu sedikit dan juga tidak terlalu banyak.

Kontributor Live Science, Rachael Rettner melaporkan, mereka yang diet karbohidrat dengan jumlah rendah dan tinggi lebih cepat meninggal.

Sebaliknya, mereka yang makan karbohidrat dengan jumlah sedang (50 -55 persen kalori) menurutnya, lebih panjang umurnya.

Ini mungkin tidak terdengar seksi, tetapi makan karbohidrat dalam jumlah sedang mungkin yang terbaik untuk meningkatkan umur panjang, sebuah studi baru yang besar membuktikan hal tersebut.

Baca Juga: Resep Sahur Sederhana ala dr. Zaidul Akbar, Kaya Protein dan Karbohidrat Hanya 3 Bahan

Penelitian, yang melibatkan lebih dari 15.000 orang Amerika yang dilacak selama seperempat abad, menemukan bahwa mereka yang makan diet rendah karbohidrat (dengan kurang dari 40 persen kalori harian berasal dari karbohidrat) atau diet tinggi karbohidrat (dengan lebih dari 70 persen kalori harian yang berasal dari karbohidrat) meninggal selama masa studi.

Sementara, mereka yang makan diet karbohidrat sedang, dengan sekitar 50 hingga 55 persen kalori hidup lebih lama.
Berdasarkan temuan, para peneliti memperkirakan bahwa dari usia 50 tahun, orang yang mengonsumsi diet karbohidrat sedang akan memiliki harapan hidup sekitar empat tahun lebih lama daripada mereka yang mengonsumsi diet sangat rendah karbohidrat.

Dengan rata-rata harapan hidup 83 tahun untuk pemakan karbohidrat sedang versus 79 tahun untuk pemakan sangat rendah karbohidrat.

Tapi, itu tidak semua berita buruk bagi orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat. Di bagian kedua penelitian, yang diterbitkan hari ini (16 Agustus) di jurnal The Lancet Public Health, para peneliti meneliti efek penggantian karbohidrat dengan protein dan lemak hewani atau nabati.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: LiveScience


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah