Mengelola Emosi: Memahami Perbedaan antara Marah yang Sehat dan yang Toxic

25 November 2023, 13:53 WIB
Ilustrasi, Mengelola Emosi: Memahami Perbedaan antara Marah yang Sehat dan yang Toxic/freepik/freepik /undefined

JURNAL SOREANG - Kehidupan manusia seringkali diwarnai dengan berbagai emosi, salah satunya adalah kemarahan. Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua bentuk kemarahan memiliki dampak yang sama. 

Ada perbedaan yang signifikan antara marah yang sehat (baik) dan marah yang beracun (toxic). 

Bagaimana cara mengidentifikasi dan mengendalikan jenis marah ini? Pada artikel ini, mari kita bahas perbedaan marah yang sehat atau baik dan marah yang toxic.

Baca Juga: Penyebab Anxiety yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

  1. Marah yang Baik : Being Silent, Marah Toxic : Silent Treatment

Ketika seseorang mengalami marah yang baik atau sehat, mereka mungkin memilih untuk tetap tenang dan merenung. 

Ini bukan berarti mereka mengabaikan masalah atau menggunakan "Silent Treatment" sebagai cara untuk menghukum orang lain.

Sebaliknya, mereka memilih diam seperti ini, sebagai waktu untuk merenungkan masalah yang terjadi, memahami perasaan mereka, dan mempersiapkan diri untuk berbicara secara rasional.

Di sisi lain, "Silent Treatment" dalam marah yang toxic adalah manipulatif strategi. Ini bukanlah upaya untuk mencari pemahaman atau solusi, tetapi lebih pada diam yang digunakan sebagai senjata atau cara untuk mengendalikan orang lain. Ini bisa merusak hubungan karena tidak adanya komunikasi yang sehat.

Baca Juga: Cara Menghadapi Depresi dengan Percakapan Positif pada Diri Sendiri

  1. Marah yang Baik : Ekspresi Asertif, Marah Toxic : Emosi yang Meledak-ledak

Marah yang baik atau sehat sering kali diungkapkan secara asertif. Orang yang mengalami tipe marah seperti ini, bisa berbicara dengan jelas, langsung, dan tanpa menyakiti orang lain. 

Mereka mengkomunikasikan ketidaksetujuan mereka dengan bijaksana, menekankan perasaan yang mereka rasakan tanpa mempermalukan atau menyerang orang lain.

Di sisi lain, marah yang toxic mengarah pada ledakan emosi yang tidak terkendali. Orang yang mengalami tipe marah seperti ini, bisa kehilangan kendali atas dirinya sendiri, menyakiti orang lain secara verbal atau bahkan fisik. 

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan dalam hubungan interpersonal dan dapat membuat situasi yang rumit menjadi semakin rumit.

Baca Juga: 17 Daftar Link Download Twibbon Hari Guru Nasional 2023 Terbaru! Cocok Dibagikan di Media Sosial

  1. Marah yang Baik: Pencarian Solusi, Marah Toxic: Menyalahkan

Ketika seseorang mengalami marah yang baik, mereka cenderung fokus pada pencarian solusi. Mereka mencari cara untuk mengatasi masalah yang mendasari kemarahan mereka. 

Ini melibatkan komunikasi terbuka, upaya untuk memahami perspektif orang lain, dan bekerja sama untuk menemukan solusi yang memuaskan semua pihak.

Di sisi lain, kemarahan yang toxic seringkali tercermin dalam perilaku menyalahkan orang lain. Orang yang marah toxic akan mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain atas kesalahan atau ketidaknyamanan yang mereka alami. Hal ini tidak dapat memperbaiki masalah, melainkan malah menambah ketegangannya.

Cara Mengendalikan Kemarahan :

Bagaimana kita dapat mengelola kemarahan agar tidak menjadi toxic? Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

Baca Juga: Ternyata Haji 'Tamatu' Cukup dengan 3 Doa Selama Haji Versi Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Apa Saja?

- Pahami Emosi Anda : Kenali tanda-tanda marah dan mencari tahu apa yang menyebabkannya. Kesadaran akan emosi Anda adalah langkah pertama untuk mengendalikan reaksi Anda terhadapnya.

- Berhenti Sejenak : Jika Anda merasa marah, berhentilah sejenak dan tarik nafas yang dalam sebelum bereaksi. Jika dalam kondisi marah, berusaha untuk tenang, keluar dan berjalan-jalan sebentar, hirup udara segar atau lakukan teknik relaksasi untuk menenangkan diri.

- Komunikasi yang Sehat : Saat Anda ingin mengungkapkan kemarahan, lakukanlah dengan cara yang sehat. Gunakan bahasa yang jelas, hindari menyalahkan, dan fokuslah pada solusi.

- Belajar dari Pengalaman : Setiap pengalaman adalah peluang untuk belajar. Tinjau kembali bagaimana Anda bereaksi saat marah dan lakukan cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalahnya.

Baca Juga: Waspada Serangan Gangguan Bipolar, Ini Penjelasannya Menurut Dokter Hani Amariannisa

- Minta Bantuan Jika Diperlukan : Jika Anda kesulitan mengendalikan amarah Anda, tidak ada yang salahnya untuk meminta bantuan profesional seperti pada psikolog atau konselor.

Mengelola kemarahan adalah bagian penting dari kesehatan emosional dan hubungan interpersonal yang baik. 

Dengan memahami perbedaan antara marah yang sehat dan toxic, serta belajar cara mengelola emosi dengan bijaksana, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis dalam kehidupan sehari-hari.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler