Stop Membandingkan Anak! Ini Dampak Negatifnya Jika Terus Dilakukan dan Tips untuk Mencegahnya

19 Oktober 2022, 21:30 WIB
ilustrasi orang tua yang membanding-bandingkan anak saat emosi, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak/freepik /

JURNAL SOREANG - Salah satu kebiasaan yang perlu dihindari oleh setiap orang tua adalah membandingkan anak dengan orang lain, baik saudaranya sendiri atau pun temannya.

Kebiasaan membanding-bandingkan anak seringkali dilakukan orangtua tanpa sadar saat sedang menasehati anak terlebih dalam keadaan emosi.

Meski niatnya baik dan ditujukan untuk memotivasi anak, namun membanding-bandingkan anak hanya akan memberikan banyak dampak negatif bagi kesehatan mental dan perkembangan karakternya.

Baca Juga: Keluarga Brigadir J Diminta Hadir di Persidangan Bharada E Sebagai Saksi, Bisa Lewat Zoom!

Jadi bagi orang tua yang suka membanding-bandingkan anak, baik secara sadar ataupun tidak, sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk ini.

Ada beberapa dampak buruk yang bisa muncul dari kebiasaan suka membanding-bandingkan anak, di antaranya:

1.Jadi kurang percaya diri
Kepercayaan diri merupakan modal yang sangat penting untuk menunjang kesuksesan anak.

Baca Juga: Ini Peran Chuck Purtanto Dalam Kasus Kematian Brigadir J , Atas Dakwaan Jaksa Akan Melakukan Eksepsi

Salah satu dampak buruk dari kebiasaan membanding-bandingkan anak adalah hal tersebut dapat menghancurkan kepercayaan diri yang dimiliki oleh anak.

Hal itu tidak boleh disepelekan karena bisa membuat perkembangannya jadi kurang optimal.

Anak jadi ragu-ragu setiap ingin melakukan sesuatu atau mengekspresikan perasaan dan keinginannya.

Baca Juga: Prediksi Fajar Alfian/Rian Ardianto vs Choi/Kim di 16 Besar Denmark Open 2022, Head to Head, Ranking Dunia

Selain itu potensi yang dimilikinya jadi lebih sulit berkembang saat orang tua selalu saja membanding-bandingkan nya dengan orang lain.

2.Menimbulkan persaingan yang kurang sehat
Suka membanding-bandingkan anak, khususnya dengan saudaranya sendiri bisa menimbulkan perasaan cemburu dan berujung pada persaingan yang kurang sehat antar saudara.

Alih-alih merasa termotivasi akan kebaikan yang ingin disampaikan tersebut, anak justru berisiko lebih besar untuk membenci saudaranya sendiri.

Baca Juga: Presiden Jokowi : Kasus Ferdy Sambo Buat Runyam, Kepercayaan Masyarakat ke Kepolisian Jatuh ke Angka Terendah

Hal ini adalah imbas karena ia selalu dikomparasikan dan dibandingkan terus-menerus sehingga bisa mengganggu keharmonisan dalam keluarga.

3.Membuat stres
Terlalu sering membanding-bandingkan anak juga bisa memberikan efek negatif pada kondisi mentalnya.

Hal tersebut bisa membuat anak jadi lebih mudah mengalami stres dan merasa jika dirinya kurang berharga.

Baca Juga: Salah Satunya Paling Mematikan dan Membahayakan, Ini 5 Jutsu Tersusah yang Pernah Sasuke Lakukan

Selalu merasa dibandingkan akan membuat anak merasa tidak pernah cukup sehingga berpotensi berkembangnya perasaan kecemasan, depressi, dan masalah psikologis lainnya.

Oleh sebab itu hindari kebiasaan satu ini ya, demi kesehatan mental anak yang lebih baik.

4.Menghambat keterampilan sosial
Anak yang selalu dibanding-bandingkan juga bisa mengembangkan jiwa kompetitif yang kurang sehat dalam dirinya.

Baca Juga: Happy Go Jenny Segera Tayang! Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata Sebagai Pemeran Utamanya

Sehingga ia akan lebih sulit membangun relasi atau hubungan yang positif dengan teman-teman sebayanya atau lingkungannya.

Si kecil akan cenderung menjadi lebih pendiam dan penyendiri, oleh sebab itu jangan sepelekan kebiasaan buruk satu ini.

Nah, agar orang tua bisa menghindari kebiasaan tersebut, maka kami akan menyajikan beberapa tips yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Majelis Hakim Minta Hadirkan 12 Saksi dalam Persidangan Bharada E, Siapa Saja?

Langkah awal untuk bisa menghindari kebiasaan membanding-bandingkan anak adalah dengan mengenalinya sebaik mungkin, pahami apa potensi dan kelebihan yang ia miliki.

Saat anak menunjukkan kelemahannya, alih-alih membandingkannya dengan orang lain, sebaiknya orang tua membantu anak untuk mengatasi kelemahannya tersebut.

Ketika anak bersikap kurang baik, fokuslah untuk memperbaiki sikapnya tersebut tanpa harus membandingkan dengan sikap baik anak lain.

Baca Juga: Majelis Hakim Minta Hadirkan 12 Saksi dalam Persidangan Bharada E, Siapa Saja?

Berikan dukungan, perhatian, dan kasih sayang agar ia tumbuh menjadi pribadi yang semakin baik dari hari ke hari.***

Editor: Ade Mamad

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler