Benarkah Sering Menambahkan Garam ke Makanan Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Dini? Begini Kata Penelitian

22 September 2022, 22:03 WIB
Benarkah Sering Menambahkan Garam ke Makanan Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Dini? Begini Kata Penelitian /

JURNAL SOREANG - Bagi sebagian orang sangat suka menambahkan garam extra ke makananya.

Tapi tahukah anda jika mengkonsumsi garam secara berlebihan maka akan menimbulkan gangguan pada tubuh.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 500 ribu orang, yang diterbitkan dalam European Heart Journal.

Baca Juga: Ngenes! Setelah Negaranya Lolos, 8 Pemain Jempolan Ini Terancam Gagal Tampil di Piala Dunia 2022 Qatar,Kenapa?

28 persen dari mereka yang selalu menambahkan garam pada makanannya dapat meningkatkan risiko kematian dini. 

Sekitar 3 dari setiap 100 orang berusia antara 40 hingga 69 meninggal sebelum waktunya pada populasi umum.

Menurut peningkatan ketika selalu menambahkan garam pada makannya memiliki  risiko kematian di usia muda.

Baca Juga: Intip Gaya Terbaru Park Minyoung di Drama Korea Love in Contract, Terlihat Lucu dengan Rambut Pendek!

Selain itu, studi tersebut menemukan harapan hidup yang lebih rendah di antara orang yang selalu menambahkan garam dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah, atau jarang menambahkan garam. 

Pada usia 50 tahun, 1,5 tahun, dan 2,28 tahun harapan hidup wanita dan pria bisa berkurang, karena menambahkan garam ke makanan mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah, atau jarang, melakukannya.

Para peneliti, yang dipimpin oleh Profesor Lu Qi, dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, New Orleans, AS, mengatakan temuan mereka memiliki beberapa implikasi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Salah Satunya Thomas Tuchel, Berikut ini 5 Manajer Sepak Bola Terbaik yang Sedang Menganggur Saat Ini

"Penelitian kami adalah penelitian yang pertama kali menilai hubungan antara menambahkan garam ke makanan dan kematian dini. Ini memberikan bukti baru untuk mendukung rekomendasi untuk merubah perilaku pola makan untuk meningkatkan kesehatan. Bahkan pengurangan sederhana dalam asupan natrium, dengan menambahkan lebih sedikit atau tanpa garam pada makanan, kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat kesehatan yang substansial, terutama bila dicapai pada populasi umum." Kata profesor Lu Qi.

Professor Lu Qi, menambahkan sulit untuk menilai asupan natrium secara keseluruhan makanan apalagi bagi makanan yang sudah dimasak dan dihidangkan di atas meja, seperti di restoran.

Selain itu, makanan yang tinggi garam seringkali disertai dengan makanan yang kaya akan potasium, seperti buah dan sayur.

Potasium dikenal dapat melindungi tubuh  diri risiko penyakit jantung dan penyakit metabolik seperti diabetes, sedangkan natrium dapat meningkatkan risiko kondisi seperti kanker, tekanan darah tinggi dan stroke.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Inilah Sebenarnya Rahasia Lansia Hingga Berusia Sampai 100 Tahun

"Menambahkan garam ke makanan di meja adalah perilaku makan umum yang secara langsung berkaitan dengan preferensi jangka panjang individu untuk makanan yang terasa asin dan kebiasaan asupan garam," kata Prof. Qi. 

"Dalam diet Barat, menambahkan garam di meja menyumbang 6 sampai 20 persen dari total asupan garam dan menyediakan cara unik untuk mengevaluasi hubungan antara kebiasaan asupan natrium dan risiko kematian." Tambahnya.

Para peneliti menganalisis data dari 501.379 orang yang mengambil bagian dalam studi Biobank Inggris. 

Ketika mengikuti penelitian antara tahun 2006 hingga 2010, para peserta akan didata melalui kuesioner yang di bagikan kepada peserta.

Baca Juga: Tanggapi Isu Lionel Messi Kembali ke Barca, Cesc Fabregas Bakal Dukung sang Bintang Piala Dunia 2022 Qatar

Para peneliti menyesuaikan analisis mereka untuk memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, seperti usia, jenis kelamin, ras, kekurangan, indeks massa tubuh (BMI), merokok, asupan alkohol, aktivitas fisik, diet dan kondisi medis seperti diabetes, kanker dan penyakit jantung dan pembuluh darah. 

Mereka mengikuti peserta untuk median (rata-rata) 9 tahun. Kematian dini didefinisikan sebagai kematian sebelum usia 75 tahun.

Menambahkan garam ke makanan dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi dari semua penyebab dan pengurangan harapan hidup.

Para peneliti menemukan bahwa risiko kematian bisa berkurang walaupun sedikit untuk orang yang biasa mengkonsumsi buah dan sayuran, meskipun hasil ini tidak signifikan secara statistik.

Baca Juga: 5 Tanda Umum Gejala Asam Urat, Jangan Abaikan Selagi Masih Bisa Diobati

"Kami tidak terkejut dengan temuan ini karena buah dan sayuran merupakan sumber utama potasium, yang memiliki efek perlindungan dan dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah," kata Prof. Qi.

Dia menambahkan: "Karena penelitian kami adalah yang pertama melaporkan hubungan antara menambahkan garam ke makanan dan kematian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan sebelum membuat rekomendasi." Tambahnya.

Studi yang dilakukan Prof. Qi melibatkan banyak orang, Ini juga memiliki beberapa keterbatasan, yang meliputi: kemungkinan menambahkan garam ke makanan merupakan indikasi gaya hidup yang tidak sehat dan status sosial ekonomi yang lebih rendah.

Tidak ada informasi yang pasti ketika menambahkan jumlah garam, memang  menambahkan garam mungkin terkait dengan asupan energi total dan terkait dengan asupan makanan lain; partisipasi di UK Biobank bersifat sukarela dan oleh karena itu hasilnya tidak mewakili populasi umum, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan pada populasi lain.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: news-medical

Tags

Terkini

Terpopuler