JURNAL SOREANG- Serangan stroke bukan hanya disebabkan oleh darah tinggi..Ternyata golongan darah juga paling berpengaruh kepada risiko kena stroke.
Golongan darah seseorang mungkin menjadi faktor risiko untuk terkena stroke dini yakni saat yang bersangkutan berusia kurang dari 60 tahun.
Hal itu merupakan temuan studi dalam jurnal Neurology yang disiarkan Medical Daily awal September ini.
Baca Juga: Harus Tahu, Berikut Gejala dan Faktor Penyebab Terjadinya Stroke, Jangan Sampai Mengabaikan
Dalam studi itu, peneliti dari University of Maryland School of Medicine ( UMSOM) mempelajari profil genetik orang-orang.
Lalu peneliti menghubungkan dengan kemungkinan kontribusinya terhadap risiko stroke dini (EOS) atau stroke yang terjadi sebelum seseorang mencapai usia 60 tahun.
Mereka lalu menganalisis 48 studi berbeda yang mengamati EOS pada orang berusia 18-59 tahun. Secara total ada 16.730 kasus EOS yang diteliti.
Peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara EOS dan bagian dari kromosom yang menentukan golongan darah.
EOS cenderung dihadapi mereka dengan golongan darah A. Dengan kata lain manusia dengan golongan darah A lebih berisiko terkena stroke dini saat usia kurang 60 tahun.
Sementara golongan darah O lebih kecil kemungkinannya terkena stroke dini.
Secara keseluruhan, mereka yang bergolongan darah A memiliki risiko EOS 16 persen lebih tinggi.
Baca Juga: Kurus atau Gemuk Lemak di Perut Buncit Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke dan Serangan Jantung
Sedangkan orang bergolongan darah O memiliki risiko stroke 12 persen lebih rendah dibandingkan golongan darah lain.
Tetapi, ini tidak berarti mereka dengan golongan darah A harus khawatir karena peningkatan risiko tak besar.
Peneliti mencatat, temuan ini memerlukan penelitian lebih lanjut karena golongan darah tertentu tampaknya membawa risiko stroke yang lebih tinggi.
Baca Juga: Rahasia Panjang Umur dan Sehat Cukup Konsumsi Makanan Ini Agar Mengurangi Risiko Stroke dan Kanker
Peneliti belum tahu mengapa golongan darah A akan memberikan risiko yang lebih tinggi, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein lainnya.
"Semuanya memainkan berperan penting dalam perkembangan pembekuan darah," kata peneliti utama studi Steven Kittner yang dikutip dari ANTARA.
Untuk saat ini, orang-orang dapat mengurangi risiko stroke dengan melakukan gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam menu diet, dan berhenti merokok.***