Ternyata Perut Buncit Lebih Berbahaya dari Obesitas! Bahkan Lebih Mematikan, Ko Bisa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 Agustus 2022, 15:10 WIB
Ternyata Perut Buncit Lebih Berbahaya dari Obesitas! Bahkan Lebih Mematikan, Ko Bisa? Ini Penjelasan Ilmiahnya /Pixabay

JURNAL SOREANG - Kali ini kita akan membahas tentang apa yang dimaksud obesitas.

Mari kita bahas terkait apa itu obesitas? Dan apa bedanya obesitas atau kegemukan dan perut buncit.

Faktanya bahwa obesitas sejatinya belum tentu memiliki perutnya buncit, begitupun sebaliknya.

Baca Juga: Nominlanya Fantastis!Ini Syarat dan Ketentuan TKW Hongkong Berhak Dapat Uang Pesangon, Long Service, Apa Saja?

Mengapa buncit lebih bahaya daripada obesitas? badannya memiliki kelebihan berat badan memiliki terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Kegemukan (gemuk ringan)

2. Obesitas (gemuk berat)

3. Obesitas Sentral (perut buncit)

Hal ini bersumber dari hasil Riskesdas (riset kesehatan dasar) yang telah diteliti sebelumnya.

Baca Juga: 5 Eks Pesepakbola Top Dunia yang Punya Perut Buncit Usai Pensiun, Ada yang Berusaha Diet, Ada yang Tetap Pede

Kegemukan dan Obesitas bisa diukur menggunakan acuan IMT atau Indeks Massa Tubuh (IMT).

Rumus dari IMT sendiri adalah sebagai berikut:

IMT = Berat badan (kg) + (Tinggi meter)

Contoh:

(Berat badan 70 kg) (TB = 170 cm)

IMT 70 kg +(1,7 meter persegi)

IM = 24,2 tipe tubuh normal

Baca Juga: Video Viral! Tawuran Dua Kelompok Pelajar Terjadi di Baleendah Bandung

IMT Nasional

(Normal) 18,5-22,5 

(Gemuk ringan) 251-27 

(Obesitas) diatas 27

Sedangkan, Obesitas Sentral menggunakan acuan lingkar perut

Acuan lingkar perut BUNCIT

Pria = lebih dari sama dengan 90 cm

Wanita = lebih dari sama dengan 80 cm

Baca Juga: Tes IQ: Cuma Orang Punya IQ Tinggi yang Bisa Temukan Kesalahan pada Gambar, Yakin Anda Berhasil?

Posisi ukur di lubang pusar atau sedikit alata lubang pusar

Panduan Lingkar Perut dari WHO:

TENGAH-TENGAH ANTARA tulang rusuk terakhir dan lengkungan tulang panggul

Dan posisi celana kita BERADA di lengkungan tulang panggul.

Jepang merupakan negara Asia pertama yang menerapkan Obesitas Sentral (perut buncit) ke dalam aturan hukum sejak tahun 2004.

Baca Juga: Pria Wajib Tahu! Beberapa Titik Tertentu Bisa Memberi Rangsangan kepada Pasangan Bercinta

Ditujukan untuk semua warga negara Jepang produktif, usia 40 tahun lebih, dimana lingkar perut diukur setahun sekali.

Bila melanggar, diberi masa waktu 1-2 bulan, dan bila lingkar perut tidak turun didenda $1 juta atau sekitar Rp14 juta.

Perut buncit sendiri merupakan penumpukan lemak di perut bisa berbahaya karena jenis lemak ini berbeda dengan lemak yang menumpuk di bagian tubuh lainnya. 

Baca Juga: Lirik Lagu Viral TikTok: I Love You Mama Mantu- Bulan Sutena

Perlu diketahui, lemak yang menumpuk di perut adalah jenis visceral, lemak ini dapat melepaskan hormon yang bisa meningkatkan beberapa risiko penyakit kronis. 

Sementara Obesitas sendiri adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penumpukan lemak akibat kadar kolesterol tinggi. 

Penyebab obesitas disebabkan oleh faktor gaya hidup tidak sehat misalnya kebiasaan makan makanan tinggi gula dan lemak, dan jarang berolahraga fisik

Baca Juga: Alasan Mengapa Warna Siku dan Lutut Terlihat Lebih Kusam dan Hitam, Tak Disangka, Ternyata Inilah Penyebabnya!

Kenapa perut buncit lebih berbahaya?

Kelebihan berat badan alias obesitas telah lama diketahui dapat mengundang berbagai penyakit degeneratif.

Pasalnya, berat badan berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tidak seimbang, mengganggu sekresi insulin, hingga mengacaukan kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). 

Kondisi ini memang tidak memberikan gejala secara langsung. Justru ini yang harus diperhatikan dan diwaspadai, sebab bahaya obesitas pada tubuh dapat semakin berbahaya seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Pengen Langsing? Sulap Perut Buncit dengan 4 Tips Kelabui Pikiran untuk Diet Penurunan Berat Badan

Lain dengan obesitas biasa, bahaya perut buncit alias obesitas sentral cenderung lebih cepat dialami.

Berikut ini alasan kenapa bahaya perut buncit lebih besar daripada obesitas biasa, antara lain:

1. Risiko kematian lebih tinggi

Faktanya, risiko kematian akibat perut buncit lebih tinggi daripada obesitas biasa.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami obesitas tapi perutnya tidak buncit memiliki risiko kematian yang lebih rendah.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Dampak Buruk Jika Sering Menahan Buang Air Kecil, Bisa Berpengaruh ke Urusan Hubungan Intim

2. Perut buncit berbahaya meskipun IMT normal

Obesitas yang ditandai dengan IMT besar memang berisiko mengundang berbagai penyakit degeneratif. 

Namun, jangan salah bahaya perut buncit nyatanya lebih besar, bahkan berisiko memicu kematian dini meskipun IMT-nya normal.

3. Meningkatkan risiko penyakit

Penimbunan lemak yang terjadi di dekat organ vital tubuh, dalam hal ini di sekitar perut, dapat memicu terjadinya inflamasi atau peradangan pada organ bagian dalam.

Baca Juga: Tes IQ: Sulit Banget Jika tak Teliti, Bisakah Anda Melihat Kucing pada Gedung dalam Waktu 5 Detik?

Tidak hanya penyakit degeneratif, timbunan lemak di sekitar perut juga dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan kanker.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Berbagi Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler