JURNAL SOREANG - Kali ini kita akan membahas tentang apa yang dimaksud obesitas.
Mari kita bahas terkait apa itu obesitas? Dan apa bedanya obesitas atau kegemukan dan perut buncit.
Faktanya bahwa obesitas sejatinya belum tentu memiliki perutnya buncit, begitupun sebaliknya.
Mengapa buncit lebih bahaya daripada obesitas? badannya memiliki kelebihan berat badan memiliki terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Kegemukan (gemuk ringan)
2. Obesitas (gemuk berat)
3. Obesitas Sentral (perut buncit)
Hal ini bersumber dari hasil Riskesdas (riset kesehatan dasar) yang telah diteliti sebelumnya.
Kegemukan dan Obesitas bisa diukur menggunakan acuan IMT atau Indeks Massa Tubuh (IMT).
Rumus dari IMT sendiri adalah sebagai berikut:
IMT = Berat badan (kg) + (Tinggi meter)
Contoh:
(Berat badan 70 kg) (TB = 170 cm)
IMT 70 kg +(1,7 meter persegi)
IM = 24,2 tipe tubuh normal
Baca Juga: Video Viral! Tawuran Dua Kelompok Pelajar Terjadi di Baleendah Bandung
IMT Nasional
(Normal) 18,5-22,5
(Gemuk ringan) 251-27
(Obesitas) diatas 27
Sedangkan, Obesitas Sentral menggunakan acuan lingkar perut
Acuan lingkar perut BUNCIT
Pria = lebih dari sama dengan 90 cm
Wanita = lebih dari sama dengan 80 cm
Baca Juga: Tes IQ: Cuma Orang Punya IQ Tinggi yang Bisa Temukan Kesalahan pada Gambar, Yakin Anda Berhasil?
Posisi ukur di lubang pusar atau sedikit alata lubang pusar
Panduan Lingkar Perut dari WHO:
TENGAH-TENGAH ANTARA tulang rusuk terakhir dan lengkungan tulang panggul
Dan posisi celana kita BERADA di lengkungan tulang panggul.
Jepang merupakan negara Asia pertama yang menerapkan Obesitas Sentral (perut buncit) ke dalam aturan hukum sejak tahun 2004.
Baca Juga: Pria Wajib Tahu! Beberapa Titik Tertentu Bisa Memberi Rangsangan kepada Pasangan Bercinta
Ditujukan untuk semua warga negara Jepang produktif, usia 40 tahun lebih, dimana lingkar perut diukur setahun sekali.
Bila melanggar, diberi masa waktu 1-2 bulan, dan bila lingkar perut tidak turun didenda $1 juta atau sekitar Rp14 juta.
Perut buncit sendiri merupakan penumpukan lemak di perut bisa berbahaya karena jenis lemak ini berbeda dengan lemak yang menumpuk di bagian tubuh lainnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Viral TikTok: I Love You Mama Mantu- Bulan Sutena
Perlu diketahui, lemak yang menumpuk di perut adalah jenis visceral, lemak ini dapat melepaskan hormon yang bisa meningkatkan beberapa risiko penyakit kronis.
Sementara Obesitas sendiri adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penumpukan lemak akibat kadar kolesterol tinggi.
Penyebab obesitas disebabkan oleh faktor gaya hidup tidak sehat misalnya kebiasaan makan makanan tinggi gula dan lemak, dan jarang berolahraga fisik
Kenapa perut buncit lebih berbahaya?
Kelebihan berat badan alias obesitas telah lama diketahui dapat mengundang berbagai penyakit degeneratif.
Pasalnya, berat badan berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tidak seimbang, mengganggu sekresi insulin, hingga mengacaukan kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).
Kondisi ini memang tidak memberikan gejala secara langsung. Justru ini yang harus diperhatikan dan diwaspadai, sebab bahaya obesitas pada tubuh dapat semakin berbahaya seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Pengen Langsing? Sulap Perut Buncit dengan 4 Tips Kelabui Pikiran untuk Diet Penurunan Berat Badan
Lain dengan obesitas biasa, bahaya perut buncit alias obesitas sentral cenderung lebih cepat dialami.
Berikut ini alasan kenapa bahaya perut buncit lebih besar daripada obesitas biasa, antara lain:
1. Risiko kematian lebih tinggi
Faktanya, risiko kematian akibat perut buncit lebih tinggi daripada obesitas biasa.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami obesitas tapi perutnya tidak buncit memiliki risiko kematian yang lebih rendah.
2. Perut buncit berbahaya meskipun IMT normal
Obesitas yang ditandai dengan IMT besar memang berisiko mengundang berbagai penyakit degeneratif.
Namun, jangan salah bahaya perut buncit nyatanya lebih besar, bahkan berisiko memicu kematian dini meskipun IMT-nya normal.
3. Meningkatkan risiko penyakit
Penimbunan lemak yang terjadi di dekat organ vital tubuh, dalam hal ini di sekitar perut, dapat memicu terjadinya inflamasi atau peradangan pada organ bagian dalam.
Baca Juga: Tes IQ: Sulit Banget Jika tak Teliti, Bisakah Anda Melihat Kucing pada Gedung dalam Waktu 5 Detik?
Tidak hanya penyakit degeneratif, timbunan lemak di sekitar perut juga dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan kanker.***