Menurutnya, ukuran itu sangat penting karena bukan hanya ukuran tetapi akan menentukan kenyamanan dalam berpakaian.
Sizing dan fiting setiap bangsa berbeda-beda. Seorang fashion designer harus memahami karakter dan ciri khas setiap ukuran yang dipakai orang-orang di setiap negara ke mana mereka akan mengekspor produksinya. Sebab sizing dan fitung orang Asia tentu berbeda dengan orang Eropa.
"Struktur ergonomis tubuh ini sangat prinsip dan akan menentukan keberhasilan dalam meraih pasar," ujarnya.
Hani Haerani selaku Direktur IFI membenarkan hal tersebut. Persoalan ukuran di Indonesia, kata dia, masih belum tersandardisasi. Ukuran S, M, L, XL dst antara perancang satu dengan perancang lainnya belum sama.
Baca Juga: Majukan Industri Fesyen Vokasi lewat Implementasi Merdeka Belajar dan Kolaborasi Antarmitra
Sehingga ketika ada projek pengerjaan pesanan yang sifatnya mass produk dari luar, hasilnya bisa jadi berbeda-beda.
Untuk itu, lanjutnya, IFI bersama stakeholder fesyen lainnya telah membuat standardisasi ukuran tersebut. Draft nya sudah diserahkan ke tingkat kementrian sehingga tinggal menunggu keputusannya.
"Kita berharap dengan adanya standardisasi ini, industri fesyen muslim atau lebih dikenal dengan industri modest fashion ini akan dapat lebih berkembang dalam memenuhi kepusan konsumennya." ***