Waspadai Inflasi Pangan Jelang Bulan Puasa! Minyak Goreng Langka dan Kini Kedelai Naik

- 15 Februari 2022, 13:23 WIB
Ilustrasi, Eman Sulaeman salah satu pedagang tahu di Desa Pasirhuni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung  sedang memproduksi tahu.
Ilustrasi, Eman Sulaeman salah satu pedagang tahu di Desa Pasirhuni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung sedang memproduksi tahu. /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG- Wakil rakyat asal Sumbawa, NTB,  Johan Rosihan Meminta Menteri Pertanian (Mentan) untuk mewaspadai Inflasi Pangan pada tahun 2022 yang diprediksi lebih tinggi.

Apalagi saat ini masyarakat sudah kesulitan mendapatkan minyak goreng ditambah harga kacang kedelai impor juga naik.

Menurutnya gejolak harga pangan tahun 2022 diperkirakan bergerak lebih tinggi dibandingkan 2021

"Hal ini disebabkan kenaikan konsumsi masyarakat yang belum diimbangi dengan perbaikan rantai pasok yang membuat harga pangan terus bergejolak meskipun pasokan memadai," katanya.

Baca Juga: Waduh! Harga Kacang Kedelai Melonjak, Penjual Tahu Menjerit dan Kebingungan

Johan menuturkan perkiraan inflasi pangan dapat melampaui 3,5% pada tahun 2022 ini yang jauh lebih tinggi dibanding tahun 2021 lalu yang berada di angka 3,2%.

Johan menagih janji Mentan untuk mengatasi persoalan kedelai terkait prediksi inflasi pangan dan naiknya harga tahu tempe menjelang Bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba.

“Bulan Februari  ini diprediksi harga tahu tempe bakal melonjak, maka Mentan mesti menunaikan janjinya untuk mengatasi kekurangan produksi dan gejolak harga kedelai sebagai bahan baku utama dari tahu dan tempe”, tegas Johan.

Baca Juga: Tiap Tahun Indonesia Impor Kedelai Lebih dari Rp14,3 Triliun, Harga Tahu Tempe Siap-Siap Naik Lagi

“Saya minta Mentan mewaspadai beberapa komoditas pangan yang sering bergejolak terutama pada momen bulan puasa dan lebaran," timpalnya.

Pemerintah harus menjamin ketersediaan dan kemananan pasokan melalui produksi dalam negeri, dan negara tidak boleh sepenuhnya bergantung dengan impor karena saat ini harga pangan dunia yang masih tinggi "Biaya logistik yang belum normal akan selalu berpengaruh pada gejolak harga komoditas pangan”, urai Johan.

Wakil rakyat dari dapil NTB ini mempertanyakan capaian produksi komoditas kedelai yang hanya 211.265 ton padahal rata-rata kebutuhan kedelai  dalam negeri sebesar 2.825.219 ton pada tahun 2021 kemarin.

Baca Juga: Waduh! Harga Kedelai Impor Naik, Tempe dan Tahu Akan Menghilang Lagi?

“Ini artinya pemerintah terus berencana impor kedelai setiap tahun, termasuk tahun 2022 berencana impor kedelai sebesar 2.521.224 ton tanpa ada upaya untuk swasembada. Janji Mentan untuk meningkatkan produksi kedelai dalam dua kali masa tanam akan terus ditagih rakyat”, cetus Johan.

Kenaikan harga pangan sangat memukul bisnis UMKM, contohnya keluhan produsen tempe tahu  di berbagai daerah atas tingginya harga kedelai sehingga mereka protes atas mahalnya harga kedelai.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah