Network
JURNAL SOREANG- Wakil rakyat asal Sukabumi, drh. Slamet menyatakan, pihaknya merasa prihatin dengan potensi naiknya harga tahu tempe akibat melambungnya harga kedelai impor.
Bahkan seperti kasus-kasus sebelumnya tempe dan tahu susah ditemukan di pasar .
"Tahu dan tempe ini bukan saja masalah kebutuhan pedagang tapi juga menyangkut kepada rakyat terutama asupan gizi masyarakat yang paling murah hari ini adalah tahu tempe kedelai," kata Slamet, Senin 14 Februari 2022.
Baca Juga: Manfaat Tempe Untuk Tubuh dan Tantangan yang Dihadapi Saat ini
Kalau pemerintah tidak segera intervensi mengelola dengan baik maka masalah ini akan terus berulang dan hal ini bukan yang pertama tapi untuk yang kesekian kalinya.
Slamet yang juga Ketua umum Perhimpunan Petani dan Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) ini meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah tepat dan strategis serta mencari solusinya.
"Di antaranya agar segera merealisasikan pembentukan Badan Pangan Nasional. Akar permasalahannya adalah tidak segera terwujudnya Badan Pangan Nasional," katanya.
Baca Juga: Keren! Mana Juaranya di Jerman, Bala-bala, Tahu Isi atau Tempe Goreng?
Slamet mengaku heran, badan ini belum juga terwujud. Padahal sudah 9 bulan perpres sudah di keluarkan presiden.
