Zara memproduksi 60 persen produknya secara mandiri sementara 40 persen sisanya di outsource ke beberapa kontraktor yang lokasinya dekat dengan kantor pusat.
Itupun cuma produk-produk simpel yang tidak terkait dengan trend seperti T-shirt dan jeans.
Bahkan ada sebagai kontraktor yang memproduksi produk itu cuma setengah jadi.
Finishing nantinya dilakukan sendiri oleh Zara ketika sudah ada kejelasan akan preferensi dari pelanggan.
Baca Juga: Mengejutkan, Trend Tahun 2022 Ini Ternyata Muncul Bersamaan dengan Fast Fashion
Zara juga memproduksi 40 persen bahan materialnya sendiri dari kain sampai zat pewarna.
Nah itulah yang membuat Zara Bisa memproduksi busana dari desain sampai barang jadi tersebut hanya dalam waktu dua minggu saja.
Keuntungan lain dari integrasi vertikal yang dilakukan Zahra itu adalah fleksibilitas.
Ketika harga bahan katun melonjak misalnya secara drastis, para produsen yang sudah terlanjur berkomitmen dengan para kontraktor dengan desain berbasis kartun terpaksa meneruskan produksi walaupun margin keuntungan itu tergerus banyak.