Harga Pangan Impor Jauh Lebih Murah daripada Pangan Lokal, Ini Buktinya

- 29 September 2021, 21:01 WIB
ILUSTRASI buah impor yang mendominasi pasar Indonesia karena harganya lebih murah
ILUSTRASI buah impor yang mendominasi pasar Indonesia karena harganya lebih murah /CANVA/

JURNAL SOREANG- Ketua Umum Petani Nelayan seluruh Indonesia (PPNSI), drh. Slamet menyatakan, Indonesia memiliki luas wilayah laut sebesar 5,8 juta km2 dengan rincian 3,1 juta km2 merupakan laut tertorial dan 2,7 juta km2 merupakan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI).

Indonesia juga memiliki 17.504 pulau dan yang telah diberi nama (toponimi) dan telah diverifikasi oleh PBB sebanyak 16.056 pulau.

"Posisi geoekonomi dan geopolitik wilayah laut Indonesia sangat strategis, dengan  45% dari seluruh barang dan komoditas yang diperdagangkan di dunia dengan nilai US$ 1.500 trilyun/tahun diangkut melalui ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) (UNCTAD, 2012)," kata Slamet.

Baca Juga: Panen Padi di Sumbawa, Wakil Rakyat Ini Tegaskan Tidak Ada Alasan bagi Pemerintah Lakukan Impor Beras

 Hanya masalahnya biaya logistik di Indonesia sangat mahal meski Indonesia negara kepulauan.

"Data bank dunia indeks performa logistik Indonesia menunjukkan adanya peningkatan sebesar 17 peringkat dari semula diposisi 63 pada tahun 2016 menjadi di posisi 46 pada tahun 2018," katanya.

Namun angka peningkatan performa logistik Indonesia belum diimbangi dengan penurunan biaya logistik. Biaya logistik Indonesia pada 2020 masih mencapai 24% dari PDB, masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di ASEAN seperti Vietnam (15%), Thailand (13,2%), Malaysia (13%) dan Singapura (8,1%).

Baca Juga: Kementan dan Komisi IV DPR RI Tolak Impor Beras dalam Tiga Tahun Terakhir

"Menurut Indonesia Multimodal Transport Association (IMTA) pembangunan infrastruktur yang dibangun saat ini belum banyak dirasakan karena biaya pengiriman barang antar daerah masih melalui mekanisme yang panjang dan berbiaya mahal," katanya.

Persoalan akut besarnya biaya logistik tersebut menyebabkan permasalahan distribusi bahan baku antar wilayah menjadi tersendat.

"Bahan baku sebagian produk perikanan masih diimpor untuk mengurangi biaya produksi. Impor komoditas perikanan setiap tahunnya mempunyai trend yang meningkat. Pada kuartal I tahun 2021 saja impor produk perikanan mencapai 42.079 ton, dengan nilai US$65,34 juta atau sekitar Rp942,2 miliar (kurs Rp14.420 per dolar AS) pada periode Januari-Februari 2021," katanya.

Baca Juga: Ada Permasalahan Apa, Anggota Komisi VII DPR RI Pertanyakan Atas Perbedaan Vaksin Impor dan Vaksin Nusantara

Impor didominasi oleh komoditas tepung ikan dengan volume impor sebesar 24.465 ton atau setara 58,1 persen dari total ekspor.

"Nilainya sebesar US$16,94 juta. Untuk makarel, selama dua bulan terakhir sebanyak 5.844 ton diimpor dengan nilai transaksi sebesar US$8,07 juta. Lalu, 2.300 ton tuna-cakalang diimpor dengan nilai sebesar US$3,65 juta," ujarnya.

Harga ikan tongkol lokal juga jauh lebih mahal ketimbang ikan tongkol impor.  Menurut data yang diperoleh dari harga.web.id komoditas ikan tongkol perkilogramnya mencapai Rp34 ribu hingga Rp35 ribu  per kilogramnya sedangkan untuk ikan impor hanya berada di kisaran Rp22 ribu per kg.

Baca Juga: Ketahanan dan Kemandirian Pangan Jadi Prioritas Utama, DPR: Impor Pangan Masih Marak

"Contoh lain misalnya, harga Harga gula impor di Jawa Timur pada bulan april 2021 rata-rata Rp 6-7 ribu per kilogram. Sedangkan harga gula lokal ditetapkan sekitar Rp 10.600, - Rp 10.650,- per kilogramnya," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah