Anggota FPKS DPR Minta Adanya Insentif bagi Petani Sebagai Antisipasi Dampak Kelangkaan Kedelai Dalam Negeri

- 17 Juni 2021, 14:20 WIB
Gerakan penanaman kedelai Jawa Barat dicanangkan di Kabupaten Kuningan, Selasa, 29 Maret 2021. Petani kdelai harus dapat insentif agar Indonesia swasembada kedelai.
Gerakan penanaman kedelai Jawa Barat dicanangkan di Kabupaten Kuningan, Selasa, 29 Maret 2021. Petani kdelai harus dapat insentif agar Indonesia swasembada kedelai. /Atep Mutaqin/Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

JURNAL SOREANG- Anggota FPKS DPR RI Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin, mendorong pemerintah agar ada perluasan lahan dan Insentif Khusus kepada petani kedelai.

Hal ini sebagai upaya mengatasi dampak kelangkaan kedelai dalam negeri yang dampaknya bukan saja pada para petani, tapi juga kepada masyarakat terutama pedangang tempe dan tahu.

"Kelangkaan kedelai yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia merupakan persoalan klasik yang terus berulang dari tahun ke tahun," kata Andi Akmal, dalam pernyataannya, Kamis, 17 Juni 2021.

Baca Juga: Atasi Kelangkaan dan Harga Mahal, Pemkab Bandung Berupaya Stabilkan Harga dan Dorong Petani Kedelai

Kondisi alam yang kurang mendukung dan ketergantungan impor semakin memicu persoalan yang tidak kunjung usai karena persoalan ini merupakan persoalan utama pda komoditas kedelai.

"Saya menyarankan ada perluasan lahan pertanian untuk kedelai dan pemeberian insentif agar petani kedelai melihat ada harapan yang menjanjikan ketika menanam kedelai," ujar Akmal.

Politisi PKS ini mengatakan, pemerintah perlu menjaga stabilisasi produksi komoditas pangan hingga kondisi ekonomi para petani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penentuan harga yang menarik dimana didukung dengan subsidi harga.

Baca Juga: Harga Tahu Tempe Bakal Melejit, Kedelai Global Makin Mahal. Berikut Keterangan Kemendag

"Tapi semua itu perlu berproses terutama pembinaan dan pendampingan baik petani secara individu maupun secara kelembagaan. Karena hingga saat ini, banyak petani kedelai yang apatis ketika hendak berproduksi, yang disebabkan tidak ada kejelasan dukungan pemerintah yang menjadikan situasi pasar tidak bersahabat dengan petani lokal", kata Akmal .

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan, saat ini pemerintah sudah berupaya dengan regulasi pupuk subsidi, bantuan alat mesin pertanian dan berbagai bantuan di bagian hulu seperti bibit.

Tetapi ketika produk luar masuk dengan teknologi yang modern sehingga menghasilkan produksi yang efisien dengan harga bersaing, produk dalam negeri ujungnya tergilas.

Baca Juga: Harga Tahu dan Tempe Naik, tapi Diburu Warga, Ini Tujuh Manfaat Hebat Kedelai

"Jadi solusi subsidi Harga menjadi sangat perlu dipertimbangkan untuk memberi motivasi petani agar semakin semangat dalam menanam kedelai," katanya 

Akmal sangat berharap, komoditas yang menjadi hajat hidup orang banyak ini mesti serius pemerintah menanganinya.Selain beras, kedelai ini juga menjadi andalan konsumsi masyarakat.

"Pada kuartal I tahun 2001, Impor Kedelai sebesar 699.730 ton. Masih banyak yang mesti dibenahi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan kedelai," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x