PKW Tekun Tenun Bersama Dekranas Hasilkan Usahawan Muda Pelestari Budaya Sekaligus Kurangi Pengangguran

25 Mei 2024, 06:05 WIB
Salah satu program prioritas Kemendikbudristek di bidang pendidikan vokasi adalah Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG-- Salah satu program prioritas Kemendikbudristek di bidang pendidikan vokasi adalah Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya.

Program PKW Tekun Tenun dan Kriya merupakan program kolaborasi antara Dewan Kerajianan Nasional (Dekranas) dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang telah berjalan sejak 2020.

Pada peringatan HUT ke-44 Dekranas di Kota Surakarta, Kemendikbudristek berbagi praktik baik dan dampak positif dari program PKW Tekun Tenun dan Kriya dalam rangkaian acara di Pameran Dekranas melalui gelar wicara (talkshow), peragaan busana (fashion show), dan lokakarya (workshop).

 

Monika Situmorang, lulusan program PKW Tekun Tenun dan Kriya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Samosir, Sumatra Utara tahun 2023, menceritakan kisah jatuh dan bangkitnya sebagai penenun yang berwirausaha.

Terlahir sebagai anak ke-4 dari 7 bersaudara dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, Monika tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Ia kemudian mendaftar menjadi peserta program PKW Tekun Tenun dan Kriya berdasarkan informasi dari pengurus Dekranasda di kantor desa.

“Saya ikut PKW tahun 2023 selama 32 hari. Waktu itu jumlah pesertanya 50 orang. Kami belajar menenun, lalu dapat alat dan bahan untuk dilanjutkan menenun di rumah. Setelah PKW, saya lanjutkan dengan alat tenun di rumah. Selama satu bulan menenun saya hanya dapat 1 helai kain tenun,” katanya.

Baca Juga: Siswa SMK Turut Aktif di Stan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya, Ini Pengakuan Siswa

Monika lalu bingung bagaimana menjual tenun hasil karyanya itu. Ia sempat menawarkan kepada tengkulak di kampungnya, tapi ia mendapat celaan. “Tengkulaknya marah. Katanya kain saya seperti kain lap. Lalu saya berkecil hati dan sempat berhenti menenun selama 1 minggu,” tuturnya.

Ia kemudian bergabung dengan komunitas penjual tenun secara daring (online). Kembali, ia mendapatkan kekecewaan karena ditolak oleh komunitas itu karena kain tenunnya dianggap tidak baik.

Tidak putus asa, Monika melanjutkan usahanya dengan mengunggah foto kain tenunnya di media sosial Facebook, hingga akhirnya ada yang tertarik membeli kain tenunnya.

 

“Setelah barangnya dikirim, ternyata dia suka hasil tenun saya. Setelah itu dia beli langsung 20 kain. Saya tambah semangat. Saya terus rajin posting dan jual online. Sekarang saya sudah menghasilkan omzet yang cukup besar. Saya sudah beli sepeda motor untuk hadiah ultah Bapak saya. Saya juga ikut lomba tenun dan juara 2 di Kabupaten Samosir,” ujar Monika.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa program PKW Tekun Tenun dan Kriya bertujuan melahirkan para usahawan muda melalui pengembangan keahlian kerajinan tangan dan kekayaan budaya daerah dengan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan modal usaha bagi anak-anak Indonesia sebagai bekal berwirausaha di bidang kerajinan tangan tenun dan kriya.

“Pemerintah ingin mereka menjadi warga negara yang bermanfaat dan produktif bagi diri sendiri dan masyarakat. Jadi, kita sama-sama bergotong royong untuk melihat wirausaha muda tumbuh dan berkembang,” kata Kiki dalam gelar wicara yang sama.

Baca Juga: Pengangguran Tinggi, Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tenun dan Kriya Bisa Jadi Solusi, Hasilnya Dipamerkan

Ia optimis dengan keberlanjutan program PKW Tekun Tenun dan Kriya karena kebermanfataannya yang sudah dirasakan oleh banyak orang. “Jadi kami menunjukkan manfaat yang nyata dan masyarakat juga mengakui. Keberhasilan program ini juga ditentukan oleh dukungan pemerintah daerah dan masyarakat,” tuturnya.

Dukungan pemerintah daerah untuk program PKW Tekun Tenun dan Kriya salah satunya datang dari Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.

Ketua Dekranasda Kabupaten Ogan Ilir, Mikhailia Tikha Alamsjah, yang merupakan istri dari Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, menceritakan kisah sukses pelestarian Tenun Gebeng di Kabupaten Ogan Ilir dengan program PKW Tekun Tenun dan Kriya.

 

“Awalnya kami dapat info dari Kemendikbudristek dan Dekranas Provinsi Sumatra Selatan untuk mengikuti program PKW. Kemudian kami memilih 30 orang dari peserta yang mendaftar, semuanya perempuan. Ada beberapa yang orang tuanya sudah menekuni tenun,” katanya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler