Timur Tengah Sedang Memanas, Apakah Ada Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia? Ini Penjelasan Airlangga Hartarto

17 April 2024, 08:26 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggarisbawahi pentingnya deeskalasi dan menjaga kestabilan regional untuk mengurangi dampak ekonomi global. /Biro pers setpres /

JURNAL SOREANG - Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama jajarannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 16 April 2024.

Rapat untuk membahas dampak geopolitik di Timur Tengah terhadap Indonesia, termasuk dalam bidang ekonomi.

 

Dalam keterangannya selepas rapat, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggarisbawahi pentingnya deeskalasi dan menjaga kestabilan regional untuk mengurangi dampak ekonomi global.

Dia mengatakan, dari sisi perekonomian, tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan oleh Iran.

 "Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena Selat Hormuz itu 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu sekitar 27 ribu dan peningkatan freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi.” katanya.

Baca Juga: Jangan Lupakan Palestina! Lembaga Zakat dan Paragon Lagi Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina

Menko juga menekankan  meski menghadapi tantangan geopolitik, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid sebesar 5 persen dengan inflasi yang terkontrol di rentang 2,5 persen, plus minus 1 persen.

"Neraca perdagangan kita masih surplus dan cadangan devisa kita masih kuat di angka 136 miliar dolar AS," tambahnya.

Lebih lanjut, Menko menjelaskan  pasar keuangan global mengalami ketidakpastian dengan indeks dolar mengalami penguatan, sementara nilai tukar dan indeks harga saham global menunjukkan pelemahan.

 

Namun, Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara lain, masih dalam kondisi yang relatif aman.

“Tentu kita perlu melakukan berbagai kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak,” ucap Menko Airlangga.

Dalam menghadapi gejolak ekonomi global, pemerintah Indonesia tetap fokus pada kebijakan yang mendukung sektor riil dan menstabilkan nilai tukar.

Baca Juga: Wow Hebat! Para Siswa SMP Salman Al Farisi Kumpulkan Donasi Palestina Capai Rp59 Juta Lebih

Hal ini untuk mengurangi dampak terhadap impor, sambil juga mencatat manfaat bagi eksportir yang menerima lebih banyak devisa.

“Pemerintah terus melihat _reform_ struktural dan menjaga ekspektasi dari investor dan juga memperkuat daya saing dan juga untuk menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Jadi kepastian-kepastian itu yang harus dijaga,” tutupnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler