Astaghfirullah, Harga Beras Naik, Andi Akmal: Pemerintah Harus Bergerak Cepat untuk Redakan Kenaikan Ini

26 Januari 2022, 06:01 WIB
Harga beras di Kota Cimah mengalami kenaikan, rata-rata berkisar antara Rp 600 hingga 700 per kilogram. Pemerintah harus kendalikan harga beras ini /Laksmi Sri Sundari/Galamedia/

JURNAL SOREANG- Harga beras dalam sepekan terakhir ini mengalami kenaikan sehingga pemerintah harus bertindak cepat.

"Kenaikan harga beras ini merata di berbagai daerah sehingga kami meminta pemerintah bertindak cepat untuk mengendalikan harganya jangan sampai berlarut-larut karena ini merupakan kebutuhan mendasar pangan rakyat," kata wakil rakyat asal Sulawesi Selatan II, Andi Akmal Pasluddin, Selasa 25 Januari 2022.

Langkah pertama untuk mengendalikan beras, pemerintah segera bayar Perum Bulog yang mencapai Rp4,5 triliun sehingga Bulog dapat segera menjalankan penugasannya sebagai lembaga penyalur beras berupa bansos pemerintah.

Baca Juga: Minyak Goreng dari Dulu Mahal, Harga Beras dan Gula Sama, Tak Boleh Lebih Satu Sen pun di Brunei Darussalam

"Dengan Bulog yang menjalankan fungsinya dengan sigap, maka permintaan beras akan semakin dapat dikendalikan terutama permintaan beras medium,” tutur Akmal yang juga ketua Garda Pembela Keadilan.

Dia  mengatakan, biasanya beras naik disebabkan oleh sudah mulai jarangnya panen raya yang biasanya terjadi bulan Agustus.

"Saat ini di Januari 2022, memang bukan waktunya panen raya, akan tetapi sudah ada yang panen dan stok di gudang Bulog seharusnya dapat mengendalikan harga di pasar," katanya.

Baca Juga: Bukan Indonesia! Ternyata Negara Ini yang Menduduki Urutan Nomor 1 Penghasil Beras Terbesar di Dunia

DDinamikaharga beras, pemerintah mesti dapat mengatasinya meskipun ini hanya hanya efek psikologis sebelum memasuki panen raya. "Karena pemain utama beras di negeri ini hanya segelintir, sehingga mudah pemerintah mengendalikan harga beras ini”, tukas Akmal.

Akmal mengutip data yang ia peroleh, bahwa saat ini, stok di Bulog ada sekitar 985 ribu ton. Bahkan klaim dari Kementerian Pertanian sebagai kementerian teknis, stok beras menunjukkan tren positif.

"Data BPS menunjukkan di atas 7 juta ton sampai 9 juta ton stok gabah selama 3 tahun terakhir tersedia. Hal penting yang akan dapat mengendalikan harga beras di berbagai daerah di Indonesia adalah persoalan distribusi," katanya.

Baca Juga: Teknologi Pengolahan Beras yang Dimiliki Bulog Harus Diperbarui

Akmal menambahkan, meskipun persoalan harga beras ini bukan domain dari kementerian pertanian, mestinya kementerian teknis ini dalam rapat koordinasi terbatas Kemenko perekonomian atau rapat kabinet dapat menyampaikan bahwa saat kondisi pasokan beras di dalam negeri melimpah.  Sehingga dapat dengan cepat persoalan kenaikan harga beras dapat dikendalikan dengan kebijakan-kebijakan saling terkoordinasi.

“Yang saya khawatirkan ini adalah, ada kebijakan miring berupa membuka kran impor beras medium karena dianggap stok kurang yang menyebabkan harga beras naik. Padahal sebentar lagi panen raya, dan apabila ada opsi impor, ini sangat menyakiti petani beras dalam negeri”, kritis Akmal.

Dengan semua klaim pemerintah bahwa stok beras cukup, tapi kenyataan yang terjadi dilapangan terjadi kenaikan harga beras menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Harus Pegang Komitmennya untuk Tidak Impor Beras dalam Dua Tahun Ini

"Ini artinya, stok milik Perum Bulog belum mampu menahan pergerakan harga beras yang mulai mengalami kenaikan.Saya minta jangan sampai harga beras ini seperti minyak goreng yang naik susah turunnya," katanya.*** 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler