Teknologi Pengolahan Beras yang Dimiliki Bulog Harus Diperbarui

- 22 Oktober 2021, 12:36 WIB
Berbagai kemasan produk hasil Bulog Sulawesi Selatan.
Berbagai kemasan produk hasil Bulog Sulawesi Selatan. /Istimewa/

JURNAL SOREANG-  Gudang Bulog Baru (GBB) Panaikang, di Panakukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, belum memiliki  teknologi mesin rice to rice terbaru. 

Teknologi yang dipakai dalam mengelola beras pada sistem pergudangan ini tidak terlalu canggih. "Namun demikian, untuk memenuhi kebutuhan saat ini sudah  mencukupi," kata Ketua Brigade Pembela Keadilan, Andi Akmal Pasluddin, Kamis 21 Oktober 2021.

Andi Akmal yang juga wakil rakyat asal Sulawesi Selatan II ini menambahkan, untuk kedepannya  agar Bulog beradaptasi  dengan teknologi yang ada, mampu membuat beras yang biasa menjadi beras premium.

Baca Juga: Masalah Klasik yang Belum Terpecahkan, Bulog Belum Mampu Serap Gabah Petani

"Seiring perkembangan waktu yang terus berjalan, proses-proses ini harus dilakukan sehingga BULOG mampu memenuhi seluruh segmen masyarakat yang kebutuhan berasnya berbeda-beda," katanya.

Dia mengakui teknologi mesin rice to rice yang beroperasi di Gudang Bulog Baru Panaikang Makassar ini tidak terlalu canggih, namun memang sesuai dengan kebutuhan. 

"Saya meminta Bulog untuk dapat membuat sendiri mesin tersebut, agar tidak perlu lagi impor. Ini juga berlaku pada seluruh gudang Bulog yang tersebar di Indonesia sehingga ada keseragaman kualitas beras yang dimiliki pemerintah melalui Bulog," tutur Akmal.

Baca Juga: Mengelak Soal Impor Beras, Anggota DPR Ini Cecar Kepala Bulog Soal Beras Khusus, Legal atau Ilegal?

Seharusnya Bulog memiliki diversifikasi yang berkaitan dengan hilirisasi pertanian Indonesia, mengingat saat ini Bulog hanya menampung gabah petani sebesar 10 persen.

Dia berharap dengan adanya teknologi mesin rice to rice ini dapat menaikkan harga jual beras petani yang kebanyakan medium menjadi beras premium.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x