Baca Juga: Kisruh, Usai Debat Terbuka Pilbup Bandung, Pendukung Bedas Protes
Kesalahan lainnya menurut Pungkit, bahwa tim KPU dan TVRI kurang meriset dan mengolah data profile masing-masing yang sudah diserahkan sebelumnya.
"Akan tetapi, KPU bersama TVRI malah membuat narasi profil sendiri dengan versi mereka hingga salah penyebutan pun terjadi. Padahal, foto & video yang dikirim dari setiap Paslon masing-masing." imbuhnya.
Kesalahan lainnya, kata Pungkit, dalam teks nama ketika Paslon bicara ada banyak kesalahan yang terjadi. Misalnya, nama Dadang Supriatna menjadi Dadang Supriatna Akbar. Ini kacau sekali, padahal acara ini ditonton jutaan warga kabupaten Bandung.
Baca Juga: Debat Publik Kedua Pilkada Kabupaten Bandung: Pemda Harus Tegas Soal Perizinan , Jangan PHP
Padahal debat kandidat kedua ini merupakan rangkaian hasil evaluasi dari debat permata yang sebelumnya.
Lebih parah lagi, menghilangkan durasi yang dianggap memotong hak paslon nomor urut 3.
Sehingga Liaison Officer (LO) dari paslon nomor urut 3, Hadiat, angkat bicara soal kegagapan KPU dan TVRI yang memotong durasi sekaligus memotong hak bicara yang telah ditetapkan pada rapat sebelumnya.
Baca Juga: Debat Publik Kedua Pilkada Kabupaten Bandung: IPM Naik Tapi Tipis 10 Tahun Terakhir
Sebelumnya, Hadiat melakukan protes kepada pihak penyelenggara terkait hal itu, saat turut hadir di acara tersebut.