Debat Terbuka Kedua Pilbub Bandung 2020-2025, KPU Kabupaten Bandung Dan TVRI Dianggap Masih Gagap

Sam
- 15 November 2020, 15:22 WIB
Pendukung dari Pasangan Calon (Paslon) Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 3 'Bedas' saat melakukan protes kepada panitia penyelenggara, sesaat setelah acara debat terbuka selesai, di jalan Kopo Sayati, Kabupaten Bandung, Sabtu, 14 November  2020.
Pendukung dari Pasangan Calon (Paslon) Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 3 'Bedas' saat melakukan protes kepada panitia penyelenggara, sesaat setelah acara debat terbuka selesai, di jalan Kopo Sayati, Kabupaten Bandung, Sabtu, 14 November 2020. /Sam/Jurnal Soreang

Hal itu dilakukan karena dengan alasan bahwa waktu siar perusahaan media berplat merah itu sudah habis dari jatah waktu yang sudah disepakati antara KPU Kabupaten Bandung dengan TVRI, sehingga dengan terpaksa tidak dilanjutkan ke pertanyaan kedua.

Tentunya dari polemik itu, memunculkan berbagai macam opini dan kritikan, terutama dari pihak yang merasa dirugikan dalam hal ini dari paslon nomor urut 3, Bedas.

Baca Juga: Debat Publik Kedua Pilkada Kabupaten Bandung: Teh Nia Kurangi Sampah Plastik Dengan Gunakan Tumbler

Tim sukses dari paslon nomor urut 3 Bedas, Pungkit Wijaya menilai bahwa KPU Kabupaten Bandung dan TVRI masih gagap mempersiapkan skema debat kandidat dalam Pilbub Bandung periode 2020-2025.

"Saya menilai bahwa KPU dan TVRI masih gagap dalam mempersiapkan skema debat-debat para kandidat dalam Pilbup Bandung kali ini." kata Pungkit.

Meskipun kita ketahui, pemilu kali ini memang bersyarat harus memenuhi standard protokoler kesehatan sekaligus KPU dibenturkan dengan jam tayang iklan dalam televisi tersebut.

Baca Juga: Debat Publik Kedua Pilkada Kabupaten Bandung: Aset Pemkab Harus Diinventarisir dan Dilindungi

"Lihat saja, durasi debat ke dua ini lebih banyak selingan iklan KPU ketimbang fokus dalam skema debat pasangan calon. Benar, kuasa durasi lebih penting, tetapi menjadi penyelenggara pemilu pun harus profesional donk." keluhnya.

Bukan tanpa alasan, bahkan hal itu mulai terlihat sejak pertama kali ketika profile paslon ditayangkan sebelum debat dimulai. Kemudian moderator menyebut pada salah satu narasi bahwa profile Dadang Supriatna yang menjadi politisi Golkar.

"Padahal, dia diusung oleh empat partai yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nasdem, PKS & Demokrat. Dadang Supriatna sendiri telah mencalonkan diri dari Partai Kebangkitan Bangsa. Bagi saya ini, kekacauan sejak awal penayangan narasi untuk biografi & visi misi calon."ungkap Pungkit.

Halaman:

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah