Salut, Semua Paslon Pilkada Kabupaten Bandung Berdayakan UMKM Lokal dalam Produksi Atribut Kampanye

- 1 November 2020, 15:51 WIB
Paslon Pilkada Kabupaten Bandung Berfoto bersama seusai debat publik pertama di Kopo Square, Sabtu 31 Oktober 2020
Paslon Pilkada Kabupaten Bandung Berfoto bersama seusai debat publik pertama di Kopo Square, Sabtu 31 Oktober 2020 /Handri/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Seluruh Kontestan Pilkada Kabupaten Bandung mengklaim bahwa pengadaan atribut dan pernak-pernik kampanye mereka sepenuhnya memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.

Hal itu sebagai bentuk dukungan dan pemberdayaan UMKM, terlebih di tengah kondisi pandemi yang berdampak terhadap semua sektor kehidupan, termasuk ekonomi.

Ketua Tim Pemenangan paslon nomor urut 1 Kurnia Agustia-Usman Sayogi, Cecep Suhendar mengatakan, pihaknya tidak menargetkan jumlah khusus untuk produksi kaos dan pernak-pernik kampanye lain.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 Himbau Warga Terkait Rencana Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja

Namun ia mengakui bahwa secara keseluruhan hampir 60 persen dana kampanye digunakan untuk pengadaan pernak-pernik tersebut. Tujuannya, adalah membangkitkan kembali roda perekonomian pelaku UMKM yang tedampak pandemi.

"Seratus persen pernak-pernik kampanye merupakan produk lokal. Jumlah pastinya masih harus saya lihat dulu datanya di tim," kata Cecep saat dihubungi Minggu 1 November 2020.

Menurut Cecep, pernak-pernik yang digunakan oleh paslon, tim pemenangan, relawan dan simpatisan, semua berasal dari buah tangan warga Kabupaten Bandung di berbagai kawasan.

Baca Juga: Kementan Himbau Antisipasi Fenomena La Nina Pada Sektor Pertanian

"Kalau kita rinci, hijab Teh Nia itu buatan Cicalengka, Celana jins Teh Nia dan Kang Usman buatan kutawaringin. Selain itu jam tangan, sepatu dan atribut lain, semua produk lokal," tutur Cecep.

Hal senada diungkapkan oleh relawan Tim Pemenangan Yena Iskandar Masoem-Atep, Evan Agustianto. "Tak hanya atribut, dalam setiap kegiatan kami juga selalu memberdayakan pelaku usaha kecil," ucapnya.

Menurut Evan, tim pemenangan, relawan bahkan paslon Yena-Atep sendiri hampir selalu makan dan ngopi di warung kecil selama kegiatan kampanye.

Baca Juga: Dukung UMKM, Nia-Usman Gunakan Produk Lokal dari Kaki Sampai Kepala

Soal pernak-pernik seperti kaos, Evan melansir bahwa pihaknya tak banyak melakukan pengadaan. Soalnya relawan berinisiatif untuk membantu dan membuat sendiri kaos, kemeja atau pernak-pernik lainnya.

"Di Yena Center ada pengadaan, tetapi yang paling banyak justru tersebar di relawan masing-masing wilayah. Jumlahnya sekarang mungkin sudah puluhan ribu," tutur Evan.

Sementara itu Wakil Ketua Tim Pemenangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan, H. Tarya Witarsa mengatakan, pengaruh alat peraga atau pernak-pernik kampanye memang tidak terlalu signifikan terhadap perolehan suara.

Baca Juga: Dukung UMKM, Nia-Usman Gunakan Produk Lokal dari Kaki Sampai Kepala

Meskipun demikian ia menilai bahwa hal itu bisa menambah kepercayaan diri tim dan relawan saat bergerak di lapangan.

Oleh karena itu, Tarya melansir bahwa timnya hanya mengalokasikan sekitar 5 persen dari total dana kampanye untuk pernak-pernik.

Namun berdasarkan data LPSDK yang diumumkan KPU, persentase itu setidaknya mencapai nominal Rp 125 juta. Karena total dana kampanye paslon Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bedas) mencapai Rp2,5 miliar.

Baca Juga: Dari Menjaga Kesehatan Jantung Hingga Cegah Anemia, Ini Manfaat Makan Pisang Tiap Hari,

Tarya menambahkan, setidaknya ada 500.000 kaos dan 500.000 masker yang dibuat oleh tim pemenangan Bedas. Namun pengadaannya tidak diserahkan sedikitpun ke pabrik atau pengusaha besar.

"Kami sebar ke pelaku usaha kecil. Misalnya di Ibun ada penjahitnya, sablonnya di daerah lain. Pokoknya semua diberdayakan," tutur Tarya.

Sejauh ini, kata Tarya, sudah ada puluhan atau bahkan mungkin ratusan UMKM yang diberdayakan.***

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah