Sedangkan asal muasal Banjaran dalam cerita rakyat, disebutkan dalam tiga asumsi dasar, yaitu:
Berawal dari seorang tokoh Islam pada masa itu bernama Kyai Abdul Syakib, yang diutus oleh Kesultanan Cirebon untuk menyebarkan ajaran Islam di Bandung, sekitar abad ke-17.
1. Alasanya dari kata Barisan
Ketika menyiangi belantara untuk membuat rumah, Kyai Syakib dan kawan-kawan membuat jalan kecil dengan membersihkan rumput di sekitarnya.
Ketika memotong rumput, dia berkata bahwa jalan-jalan kecil yang terbentuk itu merupakan 'banjaran (barisan)' yang menuju ke rumahnya. Oleh karena itu, daerah itu kemudian dikenal dengan sebutan Banjaran atau Barisan.
2. Berasal dari bahasa Jawa "Tibo Jaran"
Asumsi lain asal kata Banjaran adalah ketika Kyai Syakib pergi ke tempat ia mengajar, dengan menunggang kuda.
Di tengah perjalanan, kudanya jatuh dan langsung ia berkata “Tibo Jaran”, yang dalam bahasa Jawa yang berarti kuda jatuh.
Namun murid-murid Kyai Syakib salah mendengar kata itu, seolah terdengar seperti kata 'banjaran', ingga saat ini, Petilasan jatuhnya Kyai Syakib bersama kudanya itu disebut Banjaran.