Network
Merujuk dari definisi di atas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Otista Soreang, yang mana telah diresmikan pada tahun 2020, menghabiskan dana APBD sekitar 320 miliar dengan kapasitas 314 tempat tidur.
Targetnya rumah sakit tersebut, bertaraf Internasional karena memiliki fasilitas penunjang yang tersedia dengan harapan bertransformasi menjelma menjadi tipe B yang asalnya Tipe C.
Tetapi, alih-alih menjadi Rumah sakit bertaraf Internasional, pada kenyataanya setelah berjalan hampir 2 tahun belum juga memenuhi kualifikasi akreditasi syarat untuk menjadi Rumah sakit tipe B.
Padahal, sarana dan prasarana serta fasilitas ditunjang kucuran ketersediaan anggaran yang besar seharusnya proses transformasi ini bisa berjalan dengan waktu yang tidak terlalu lama.
"Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 340/Menkes/PER/III/2010. Klasifikasi Rumah sakit itu berdasar pada klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen," kata Dadang Risdal Aziz ketua Jamparing Institut, kepada Jurnal Soreang Minggu 25 September 2022.
Yang jadi pertanyaan, kata Risdal, sapaan akrab ketua Jamparing institut dari 5 aspek yang menjadi kendala peningkatan status RSUD Otista dari c ke B.
"lalu mengapa hal itu bisa terjadi, apakah manajemen rumah sakit yang abai atau kurang seriusnya Pemkab memberikan ketersediaan anggaran guna memenuhi syarat kualifikasi dan akreditasi tersebut," jelas Risdal.
Pemkab Bandung dan DPRD dan seluruh stakeholder harusnya lebih serius lagi untuk memperjuangkan peningkatan status RSUD dari C ke B, dibarengi dengan standar pelayanan dan sarana prasarana yang memadai.
