UMKM Handycraft di Kabupaten Bandung Terimbas Pandemi

- 4 Agustus 2022, 11:30 WIB
Tim FISIP UNPAD saat mendampingi UMKM Handycraft di di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Terimbas Pandemi
Tim FISIP UNPAD saat mendampingi UMKM Handycraft di di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Terimbas Pandemi /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Sampai saat ini dampak Covid-19 masih dirasakan oleh para pelaku usaha, salah satunya adalah pelaku usaha di sektor kerajinan atau handycraft.

Kondisi ini juga yang dirasakan  Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, yang merupakan wilayah pemukiman para pendatang dari luar atau dijadikan tempat para pelaku kelana (pengembara) dan petani. 

"Salah satu kampung yang ada di Desa Ciheulang ini adalah Kampung Marga hurip  dengan hampir sebagain besar di kampung ini berpenghasilan dari pengrajin kayu dan bambu," kata Ketua Program Pengabdian Masyarakat FISIP Unpas, Dr. Ida Hindarsah, Kamis 4 Agustus 2022.

Baca Juga: Ternyata Mie Ayam Juga Bisa Mendunia, Ini yang Dilakukan Prodi Hubungan Internasional FISIP Unpas

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan tim kepada salah satu pengrajin  usaha produktif yakni mitra usaha  Karupa dengan brandnya “CEKAP”, maka diketahui fakta-fakta menarik.

"Kerajinan yang digagas oleh salah seorang seniman Asep Hendy yakni pengrajin kayu dan bambu yang memproduksi beragam produk yang dihasilkan seperti gelas, souvenir dari kayu dan bambu, pedang, sendok, tempat cerutu,  lampu hias dan lain lain," ucapnya.

Usaha ini mulai di bangun sekitar tahun 2016 berdasarkan hobi sehingga barang yang diproduksi bukan berdasarkan permintaan dan trend konsumen melainkan dibuat karena suka sehingga produk yang dihasilkan dijual kepada orang-orang yang punya hobi yang sama.

Baca Juga: Industri Kecil Punya Kelemahan pada Kemasan Produknya, Administrasi Bisnis FISIP Unpas Berikan Bantuan

"Namun sejak tahun 2021 pola bisnisnya berubah menjadi berbasis kebutuhan konsumen. Sejalan dengan perubahan akibat pandemik ke endemik dan juga perubahan model bisnisnya," katanya.

Sedikit demi sedikit permintaan terhadap handycraft mulai naik karena jangkauannya lebih luas bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia.

"Oleh karena itu seiring dengan meningkatnya permintaan maka masalah yang dihadapi sangat komplek seperti terbatasnya karyawan,  peralatan, bahan baku, naiknya harga bahan baku juga tata letak produksi yang belum maksimal. Cekap berusaha untuk mencari solusi di antaranya dengan melibatkan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan pasar," katanya.

Baca Juga: Pembahasan RAPBN 2023, Pemerintah.Harus Buat Terobosan Majukan Sektor UMKM dan Ultra Mikro

Namun hal ini belum maksimal mengingat butuh waktu dan proses untuk mengedukasi warga.

"Oleh karena itu melalui Program Pengabdian Masyarakat FISIP Unpas dengan saya sebagai ketua dan anggota tim yakni Dr. Ida Hindarsah, Dr Yuyun Yuniarti dibantu dengan mahasiswa Andri Octavian dan Qeisha M. Arsy membantu mencarikan solusinya," ujarnya.

Bantuan yang diberikan berupa pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan mitra dalam menjalankan manajemen usaha khususnya SDM.

Baca Juga: Kampus Punya Peran Besar Kembangkan UMKM, Ini yang Dilakukan Prodi Administrasi Bisnis Fisip Unpas

"Selain itu, peningkatan Efisiensi aktivitas usaha, Peningkatan kapasitas mesin produksi berupa mesin bubut untuk memperceat proses produksi," katanya.

Hasil yang didapatkan adalah meningkatnya kualitas SDM, proses produksi dan kapasitas produksi.

"Tentunya dengan adanya kolaborasi ini yang terbantu bukan hanya saja UMKM, namun juga masyarakat yang terbantu pendapatannya  melalui pemberdayaan masyarakat yang dilakukan FISIP Unpas" katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x