Inovatif, Kembangkan Kebutuhan Informasi Teknologi, Ini yang Dilakukan Desa Neglasari

- 19 Januari 2021, 17:51 WIB
GUBERNUR Jawa Barat bersama bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Eko Putro Sandjojo saat meluncurkan Desa Digital di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Minggu 14 April 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
GUBERNUR Jawa Barat bersama bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Eko Putro Sandjojo saat meluncurkan Desa Digital di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Minggu 14 April 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR /
JURNAL SOREANG - Untuk memenuhi kebutuhan informasi dimasa perkembangan teknologi, Desa Neglasari, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, kembangkan program desa digital.
 
Hal itu dikatakan Kepala Desa Neglasari Asep Zaenal Malik Ibrahim, menurutnya, pihaknya mengembangkan program desa digital untuk memenuhi informasi masyarakat.
 
"Saat ini sedang berusaha mengembangkan program desa digital untuk kepentingan para siswa dalam kegiatan belajar daring di masa pandemi Covid-19," kata Asep kepada Jurnal Soreang, Selasa 19 Januari 2021.
 
 
Asep menjelaskan selain untuk itu, pengembangan desa digital juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pengembangan industri/ekonomi kreatif, khususnya dalam pemasaran produk melalui media online atau medsos.
 
"Para pelaku UMKM desa Neglasari bisa dan akan diberikan pembinaan, bagaimana cara pemarasan produk melalui media online atau medsos," jelasnya.
 
Asep mengaku, pengembangan desa digital ini merupakan yang pertama kalinya di Kabupaten Bandung. Hal tersebut dapat terwujud setelah aparatur Desa Neglasari menjalin kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi di Jakarta. 
 
 
"Dalam pengembangan Desa Digital ini melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Neglasari," akunya.
 
Pengembangan desa digital tersebut, kata Asep, sedang dilakukan secara masif kepada semua RW yang ada di Desa Neglasari.
 
"Kita dari desa hanya mengkondisikan para pelanggannya. Ini sudah tersebar di 10 RW dalam konsep pengembangan desa digital Neglasari," tambahnya.
 
 
Denga optimalnya progran tersebut, Asep berharap manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar. 
 
"Apalagi saat ini dalam kondisi masih pandemi Covid-19. Anak-anak sekolah harus belajar di rumah melalui daring atau sambungan internet yang sudah terpasang di rumah," tegasnya.
 
Bahkan kata Aspe, para pelaku usaha yang sedang mengembangkan ekonomi kreatif di rumahnya juga sangat terbantu karena biayanya lebih murah.
 
 
"Para pelaku usaha bisa memanfaatkan jaringan internet yang sudah terpasang di rumah masing-masing untuk memasarkan produk hasil ekonomi kreatif. Apalagi saat ini, pemasaran online sudah menjadi kebutuhan bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan perusahaannya," tuturnya.
 
Lebih lanjut Asep juga menjelaskan tentang pemasangan sambungan internet ke rumah-rumah warga, di mana dalam satu titik pemasangan bisa digunakan oleh tiga rumah sekaligus. 
 
"Satu rumah dengan memiliki tiga handphone, sehingga bisa digunakan oleh sembilan warga lebih untuk melakukan kepentingan komunikasi, selain belajar daring dan pemasaran produk ekonomi kreatif tadi," ujarnya.
 
 
Dengan adanya pemanfaatan satu jaringan internet oleh banyak orang, pihaknya berkata bahwa kewajiban untuk pembayaran pun akan lebih murah. 
 
"Dalam program Desa Digital ini, Pemerintah Desa melalui Bumdes juga memberikan subsidi dalam biaya pemasangan awal. Hal itu untuk mengurangi beban biaya pemasangan internet kepada masyarakat," paparnya.
 
Untuk pengembangan desa digital, pihaknya mengalokasikan anggaran subsidi yang nantinya digulirkan ke masing-masing RW, dan juga akan digunakan untuk pemasangan CCTV (closed circuit television). 
 
 
"Di setiap RW akan dilakukan pemasangan CCTV. Pemasangan CCTV itu di tempat-tempat yang dinilai rawan tindak kriminalitas. Pemasangan CCTV itu untuk memantau para pemuda yang berkumpul atau berkerumun," imbuhnya. 
 
Pihaknya mengatakan, program desa digital ini mulai disosialisasikan sejak Agustus 2020 lalu. Namun, realisasi dan pemasangan jaringan internet dimulai pada Desember 2020 lalu.
 
"Sampai saat ini, sudah 200 kepala keluarga (KK) yang melakukan pemasangan jaringan internet dalam program Desa Digital. Kita menargetkan 500 KK untuk tahap awal pemasangan jaringan internet tersebut," ujarnya.
 
Diungkapkan Asep, dengan sudah banyaknya pemasangan sambungan internet ke rumah-rumah, merupakan bukti respon masyarakat terhadap kepentingan informasi dan teknologi sangat tinggi.
 
"Respon masyarakat cukup bagus karena ini menyangkut kepentingan masyarakat itu sendiri dalam kebutuhan pendidikan maupun ekonomi," pungkasnya. ***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x