Jarang Diketahui! 30 Persen Penduduk Adalah Anak-anak, Muhammad Ihsan: 48 Persen Anak Kena Tindak Kekerasan

1 April 2023, 10:30 WIB
Ratusan perempuan hadir dalam dialog pemenuhan hak anak di Hotel Sutan Raja yang digelar Komisi VIII DPR dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sabtu 1 April 2023 /Sarnapi/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG- Tindak Kekerasan khusunya kekerasan seksual menjadi dominan sebagai tindak kekerasan kepada anak-anak.

Padahal anak-anak yang berusia sampai 18 tahun menempati peringkat pertama yakni 30 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Anak usia 13 tahun sampai 17 tahun mengalami tindak kekerasan minimal sekali bahkan lebih sebanyak 48 persen dari anak-anak yang disurvei," kata Asisten Deputi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Muhammad Ihsan di depan ratusan kaum hawa mengikuti dialog dengan tema "Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak Anak di Masa Darurat".

 Acara di Hotel Sutan Raja Soreang, Sabtu 1 April 2023 menghadirkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR H. Ace Hasan Syadzily, Ketua DPRD Kabupaten Bandung H. Sugianto, dan Ketua Pengajian Al Hidayah Kabupaten Bandung Hj. Aisyah Hudaya.

Lebih jauh Ihsan mengatakan, untuk menekan adanya tindak kekerasan kepada anak-anak maupun perempuan, maka pihak kementerian membuka akses pengaduan di Sapa 129.

"Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan menangani kasus kekerasan anak dan perempuan lintas provinsi, luar negeri maupun kasus yang viral seperti kasus penganiayaan David Ozora," katanya.

Baca Juga: Mendesak, Perlindungan Anak di Masa Darurat, Komisi VIII DPR dan Kementerian Sosial Gelar Dialog

Hanya, Ihsan mengingatkan kalau hanya menangani kasus akan membuat pihaknya kecapean sehingga pencegahan juga diutamakan.

"Melalui kaum ibu seperti Pengajian Al Hidayah ini bisa menjadi upaya pencegahan efektif tindak kekerasan kepada anak dan perempuan," ucapnya yang menambahkan ironis karena pelaku tindak kekerasan sebagian besar dari orang yang masih ada hubungan keluarga.

Sedangkan Hj. Aisyah menambahkan, keluarga menjadi basis utama dalam pendidikan dan perlindungan anak.

 

"Tentu tujuan mewujudkan baldatun thayyibatun warabbun Ghafur juga harus dimulai dari keluarga," kata Hj. Aisyah yang juga pengurus Pesantren Yamisa Soreang.

Sedangkan H. Sugianto menyatakan, pengajian yang didominasi kaum ibu tak sekadar soal dalil dalam Al Quran dan hadist melainkan mengkaji masalah aktual.

"Termasuk hari ini menggelar pengajian soal perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam kondisi darurat," ujar Sugianto yang juga Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Bandung.***

 Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial  Google News Jurnal Soreang ,  FB Page Jurnal Soreang ,  Youtube Jurnal Soreang ,  Instagram @jurnal.soreang  dan  TikTok @jurnalsoreang

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler