Soal Revitalisasi Pasar Ciparay Kabupaten Bandung, IWPC: Bukan Menolak Tapi Diundur Waktunya Hingga 2025

27 Februari 2023, 23:39 WIB
Pasar Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung /Yusup Supriatna /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Rencana revitalisasi Pasar Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terus bergulir.

Dalam hal ini, para pedagang yang tergabung dalam Ikatan Warga Pasar Ciparay (IWPC) meminta penangguhan revitalisasi pasar.

"Kami dari pedagang Pasar Ciparay berharap revitalisasi pasar yang akan dilakukan Desa Ciparay bisa ditunda, jangan dilakukan tahun ini karena ekonomi masih anjlok pasca pandemi Covid-19," ungkap Ketua Harian IWPC, Ayi Juanda dalam keterangannya, Senin 27 Februari 2023.

Baca Juga: Bulan Maret Berubah Nasib! 3 Shio yang Finansialnya Bangkit, Rezeki Melejit, Karir Meroket, OTW Kaya di 2o23.

Dijelaskan Ayi, rencana revitalisasi Pasar Ciparay sudah ada sejak tahun 2018, namun pada 2020 mandeg karena ada persyaratan yang masih harus diurus.

"Sekarang ada wacana lagi untuk revitalisasi pasar dan sekarang belum clear," ujarnya.

Ia menyebut, pertemuan pertama dilaksanakan di Aula Desa Ciparay pada bulan Mei 2022 dan terakhir sekitar 2 bulan lalu.

Baca Juga: Kekayaan Mendarah Daging! Inilah 4 Shio yang Ditakdirkan Jadi Orang Kaya Sepanjang Hidupnya, Anti Miskin

Hal tersebut, jelasnya, dalam rangka silaturahmi serta membicarakan masalah revitalisasi pasar. Sayangnya, sampai saat ini belum ada komunikasi lanjutan.

"Kami bukan menolak. Kalau menolak, kami berbenturan dengan Pergub, Perda, dan Perdes ya, hak guna serah itu selama 20 tahun," terangnya.

Ayi membeberkan, Pasar Ciparay dibangun sejak tahun 2000an. Di tahun 2023 ini, muncul revitalisasi lagi.

Baca Juga: Ingin Kaya Raya Rezeki Selalu Mumpuni? Amalkan Wirid dari Mbah Moen Berikut, Cukup 10 Menit Saja!

"Oke, kami ikut aturan, cuma di sini kami mengadopsi aspirasi dari pedagang yang meminta penangguhan bukan penolakan," tegasnya.

Apabila menolak, beber Ayi, pihaknya berbenturan dengan hukum. Lain halnya dengan penangguhan, dimana kemungkinan ada pertimbangan dari instansi terkait. 

"Sekarang kan ekonomi kita sedang anjlok, ancaman resesi, globalisasi, ya jadi para pedagang merasakan penurunan (pendapatan), daya beli (masyarakat) rendah, dan pasca pandemi Covid-19 ini kita baru beranjak," keluhnya.

Baca Juga: Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Termasuk Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Ini Pesan Nadiem Makarim

Disampaikan Ayi, yang dikhawatirkan para pedagang adalah pasca pandemi daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya, contohnya pakaian, ada kalanya tak ada yang laku satupun dalam sehari.

"Jadi kami minta kelegowoan instansi terkait agar menunda revitalisasi ini. Engga ada jangka waktu kalau dari pedagang, mereka minta kelegowoan hati yang paling dalam," harapnya.

Ayi mengakui, dalam hal revitalisasi pasar, memang terdapat Pergub, Perbup, Perdes, atau regulasi lainnya.

Baca Juga: Perkuat Kerja Sama dengan Pemangku Kepentingan, Itjen Gelar Rapat Koordinasi Pengawasan Praktik Kekerasan

Namun, sambungnya, semua regulasi tersebut bisa dibantah dengan kebijakan yang lebih tinggi.

"Dengan kebijakan tersebut bisa melihat beberapa hal di lapangan, dari keluhan yang dialami selama ini dan yang dirasakan para pedagang," ucapnya.

Ayi membeberkan, hingga kini, belum ada kepastian terkait para pedagang akan dipindahkan ke mana selama pasar dalam masa pembangunan.

Baca Juga: AS dalam Kampanye Tekankan China Menghentikan dari Persenjatai Rusia, Benarkah China Kirim Senjata ke Rusia?

Beredar isu pedagang akan dipindahkan ke Lapangan Si Jagur di wilayah Desa Pakutandang yang lokasinya berupa lahan kosong di samping Kantor Kecamatan Ciparay.

"Memang luasnya itu lapangan mencapai sekitar 1 hektare lebih, pasar sekarang ini sekitar 7000 meter," imbuhnya.

Ayi kembali menjelaskan, sosialisasi terakhir dilaksanakan sekitar 2 bulan lalu dimana ada pertemuan para tokoh yang diundang Pemdes dengan wacana revitalisasi pasar. 

Baca Juga: Memasuki Syaban, Kurang Berapa Hari Puasa Ramadhan 2023? Cek Kalender Hijriayah di Sini

"Cuma jika di situ belum ada obrolan secara global untuk pedagang dan belum ada sosialisasi lagi sampai sekarang," pungkas Ayi Juanda.

"Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google News"***

Editor: Yusup Supriatna

Tags

Terkini

Terpopuler