Pemkab Bandung Normalisasi Sungai 12 Km Tanpa Dana APBD, Bupati: Kuncinya Kepercayaan

17 Agustus 2021, 15:41 WIB
Perwakilan pengurus BAZNAS Kabupaten Bandung saat silaturahmi dengan Bupati Bandung H. Dadang Supriatna di rumah jabatan, Senin 16 Agustus 2021. /BAZNAS Kabupaten Bandung/

JURNAL SOREANG- Kunci utama untuk membangun bisnis bukan lah modal atau uang melainkan kepercayaan.

Hal ini pula yang ingin dibangun Bupati Bandung H. Dadang Supriatna atau Kang DS saat melakukan normalis aliran sungai di enam kecamatan.

"Karena sungai-sungai itu sebagai anak Sungai Citarum kerap menimbulkan banjir di enam kecamatan sehingga membuat kerugian besar bagi masyarakat dan perusahaan," kata Kang DS saat menerima silaturahmi pengurus BAZNAS Kabupaten Bandung di rumah jabatan Bupati, Senin malam, 16 Agustus 2021.

Baca Juga: Launching Revitalisasi Sungai Cikeruh dan Citarik, Bupati Bandung: Terimakasih Telah Ikut Berkontribusi

Mantan anggota DPRD Kabupaten Bandung dan DPRD Jabar ini menuturkan, kalau menunggu dana dari APBN apalagi APBD akan lama, padahal masalah banjir sudah sangat mendesak.

"Akhirnya saya minta Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung membuat rencana normalisasi sungai dari Kecamatan Majalaya, Ibun, Solokan Jeruk, Rancaekek, Cileunyi, dan Bojongsoang. Lalu, saya kumpulkan para pengusaha, pejabat Pemkab Bandung sampai tokoh masyarakat untuk diberi penjelasan dan bentuk panitia," katanya.

Kang DS sendiri tidak mau menerima uang sumbangan dari pengusaha sehingga semuanya diurus kepanitiaan.

Baca Juga: Kurangi Beban Sungai Citarik, Seminggu Sekali Sektor 21 Citarum Harum Lakukan Hal Ini

"Alhamdulillah kalau sudah ada kepercayaan membuat soal dana juga mudah. Kami menormalisasi 12 Km aliran sungai tanpa dana APBD sepeser pun," ujarnya.

Demikian pula ketika Pemkab Bandung membutuhkan tujuh mobil untuk penanggulangan Covid-19, maka sumbangan yang datang sebanyak 9 mobil.

"Saya minta BAZNAS Kabupaten Bandung juga membangun kepercayaan ini sehingga akan mudah mengumpulkan zakat, infak, maupun sedekah. Kami siap memfasilitasi dan mendukung BAZNAS agar menjadi BAZNAS unggulan di Jawa Barat bahkan nasional," ujarnya.

Baca Juga: BAZNAS Kabupaten Bandung dan Penyuluh Kemenag Gulirkan Sejuta Multivitamin untuk Warga Isoman

Dia juga meminta BAZNAS untuk melakukan sinkronisasi program dengan Pemkab Bandung sesuai dengan visi dan misi Bedas yakni Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera.

"Misalnya soal rehab rumah tak layak huni dari target 7.000 rumah tahun ini baru ada dana untuk rehab 5.800 rumah. BAZNAS bisa saja terjun ikut membantu dengan rehab beberapa rutilahu," ujarnya.

Demikian pula dengan bantuan bagi guru ngaji yang kini dimasukkan ke bidang Pendidikan Non Formal (PNF) Disdik Kabupaten Bandung agar lebih merata dan terawasi dengan baik.

Baca Juga: BAZNAS Kabupaten Bandung dan BAZNAS Jabar Salurkan Bantuan Makanan pada Korban Tanggul Jebol di Desa Panyadap

"Saya yakin tidak semua guru ngaji bisa masuk dalam APBD Kabupaten Bandung sehingga BAZNAS bisa menutupi kekurangannya," katanya.

Sedangkan Ketua BAZNAS Kabupaten Bandung, Dudi Abdul Hadi mengatakan, pihaknya fokus kepada pemberian bantuan untuk 8 asnaf atau golongan.

"Kami sudah rutin menyalurkan bantuan untuk guru ngaji, rehab rutilahu, kesehatan, beasiswa, dan lain-lain yang selaras visi dan misi Pemkab Bandung maupun kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Penerimaan Zakat BAZNAS Kabupaten Bandung Mulai Naik Meski Masih Belum Signifikan

Apalagi BAZNAS juga bekerja sama dengan Sentra Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) Kabupaten Bandung untuk membantu warga yang mengalami masalah kesejahteraan sosial.

"Tinggal ada rekomendasikan dari SLRT biasanya akan langsung bantu. Hanya memang bantuan masih terbatas karena pengumpulan dana zakat dan infak baru sekitar Rp400 juta sebulan," katanya.
BAZNAS Kabupaten Bandung menargetkan penerimaan sampai Rp1,6 miliar bahkan Rp 2 miliar per bulannya seperti Kota Bandung.

"Memang Kota Bandung dengan adanya instruksi walikota saat itu Pak Emil sehingga penerimaan langsung dipotong 2,5 persen untuk zakat," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler