Sikap Tokoh Masyarakat Atas Aturan Ganjil Genap di Kabupaten Bandung, Lihat Positif dan Negatifnya

15 Agustus 2021, 12:55 WIB
Tokoh Masyarakat Kabupaten Bandung yang juga merupakan ketua harian Paguyuban Padjadjaran Anyar Jawa Barat, Drs. H. Enjang Saprudin/Yusup Supriatna/JS/ /

JURNAL SOREANG-Pemberlakuan sistem ganjil genap di wilayah Kabupaten Bandung, memasuki hari ketiga.

Pemberlakuan ini akan dilaksanakan sampai tanggal 16 Agustus 2021. Di hari ketiga, sebanyak 72 kendaraan diputar balik petugas.

Langkah tegas ini diambil petugas, dikarenakan tidak sesuai dengan aturan ganjil genap yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Dengan diberlakukannya sistem ganjil genap tersebut, bertujuan untuk mencegah mobilitas masyarakat yang akan masuk ke Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Hari Ketiga Pemberlakuan Sistem Ganjil Genap di Kabupaten Bandung, 72 Kendaraan Diputar Balik

Menyikapi aturan tersebut, tokoh masyarakat Kabupaten Bandung, Enjang Saprudin mengatakan, harus  lihat dulu positif negatifnya untuk masyarakat. 

Kalau misalkan seorang warga, kata Enjang, hanya mempunyai satu kendaraan dan tiap hari ada kepentingan ke pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung, jadi warga tersebut harus menyesuaikan dengan aturan yang diberlakukan.

"Pemberlakuan tersebut ada positifnya, namun dalam penerapannya harus dilakukan secara maksimal. Sosialisasi yang dimaksud salah satunya, minta masyarakat menggunakan angkutan massal, itu jauh lebih baik lagi. Jadi bisa menghidupi pada sopir angkutan umum," ungkap Enjang kepada Jurnal Soreang, di kediamannya di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Sabtu 14 Agustus 2021.

Baca Juga: Warga Kabupaten Bandung Minta Berlakukan Ganjil-Genap Secara Maksimal

Menurut Enjang yang juga merupakan Ketua Harian Paguyuban Padjadjaran Anyar Jawa Barat, menambahkan, aturan ini, sebagian warga yang mempunyai kebutuhan untuk datang ke Komplek Pemkab Bandung, sedikit keberatan.

"Mengingat yang datang ke Pemkab Bandung, bukan hanya pegawai, tapi juga masyarakat yang memerlukan pelayanan publik. Bagaimana kalau ongkosnya pas-pasan tapi harus memutar karena kebijakan ganjil genap? Harus dicari solusi agar semua pihak terakomodir," harapnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat diusahakan sudah tahu tentang permbelakukan sistem ganjil genap ini.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Polresta Bandung akan Berlakukan Aturan Ganjil Genap

Namun sambung Enjang, sebagian masyarakat, pada kenyataan, belum semua tahu akan pemberlakuan sistem aturan ganjil genap ini.

"Ketika masyarakat tidak tahu bahwa hari ini harus ganjil dengan dia memakai kendaraan berplat nomor genap, terus diputar balik, kan jadi nambah biaya untuk sampai ke tempat tujuan," Keluhnya.

"Sebaiknya sosialisasinya dilakukan secara maksimal. Kalau memang untuk kesejahteraan dan keuntungan masyarakat, saya setuju kebijakan ganjil genap diterapkan di Kabupaten Bandung. Akan tetapi, kalau masyarakat kemudian menganggapnya ribet, ya perlu dipertimbangkan," tambahnya.

Sisi lainnya, pihaknya berharap, mudah-mudahan dengan kebijakan ganjil genap, Level 4 di Kabupaten Bandung cepat berakhir. 

Baca Juga: Kemungkinan Diperpanjang Kebijakan Ganjil Genap Kendaraan yang Masuk Kota Bogor di Akhir Pekan

"Dengan catatan, masyarakat juga disiplin dan muncul kesadaran untuk mendukung keberhasilan PPKM Level 4 sehingga Kabupaten Bandung bisa turun levelnya atau bahkan jadi zona hijau supaya aktivitas bisa berjalan normal," imbuhnya.

"Mudah-mudahan PPKM Level 4 secepatnya bisa tuntas, aktivitas masyarakat berjalan normal, dan PTM di sekolah bisa dilaksanakan melalui kebijakan ganjil genap ini," pungkas Enjang Saprudin. ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler