Terima Iqro dan Alquran dari Polsek Ciparay Polresta Bandung, Tini Kartini: Sangat Membantu Lembaga Keagamaan

15 Juli 2021, 13:42 WIB
Jajaran Polsek Ciparay Polresta Bandung bersama Dai Bhabinkamtibmas dan Santri TK Al-Barokah Desa Mekarlaksana, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung./Yusup Supriatna/Jurnal Soreang/ /

JURNAL SOREANG-Polsek Ciparay Polresta Bandung melaksanakan program tebar Al-quran dan Iqro dengan senyuman, Kamis 15 Juli 2021.

Gelaran ini dilaksanakan di lembaga Pendidikan Pra sekolah TK Al-Barokah yang berlokasi di Kampung Mekarmanah RT.01/RW.04, Desa Mekarlaksana, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.

Salah satu Guru Ngaji TK Al-Baroqah, Tini Kartini mengatakan, dengan adanya program seperti ini, jelas sangat membantu lembaga-lembaga keagamaan.

Baca Juga: Wakafkan Hidupnya untuk Mengajar Ilmu Agama, Bupati Bandung: Guru Ngaji Akan Diperhatikan

"Memang pada saat ini kami sangat membutuhkan buku Iqro dan Al-Qur'an. Jadi kami merasa terbantu sekali dengan adanya program dari Polsek Ciparay," ungkap Tini Kartini kepada Jurnal Soreang, usai kegiatan dilokasi, Kamis Siang.

Pihaknya berharap, dengan program pembagian buku Iqro dan Al-Qur'an ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh anak-anak.

"Diharapkan juga, mudah-mudahan lembaga-lembaga keagamaan yang lain juga bisa memperoleh program ini karena masih banyak yang memerlukan," harapnya.

Tini menyebutkan, jumlah santri di sini untuk tingkat Diniyah sebanyak 55 orang. Semuanya berasal dilingkungan sekitar yakni di Desa Mekarlaksana, Kecamatan Ciparay.

Baca Juga: Apresiasi Guru Ngaji, Pemkab Garut Salurkan Bantuan Dana Insentif Kepada 2 Ribu Guru Madrasah Takmiliyah

"Kami berkomitmen jangan sampai ada usia remaja tingkat SMP yang tidak mengaji, jadi sengaja kami rangkul anak-anak usia remaja di sekitar ke dalam program kami dimana tiap malam dikhususkan untuk mereka mengaji, baik Kitab Kuning, Al-Qur'an, Tajwid, Fiqih, dan lain-lain," jelasnya.

Tini menambahkan, tujuannya supaya mereka mendapat bekal dalam menghadapi pengaruh global yang tidak terbendung melalui penanaman karakter.

"Semua santri berasal dari wilayah sekitar, tidak ada yang dari luar, karena kami ingin berbuat minimal untuk lingkungan sendiri dulu," imbuh Tini Kartini. ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler