Pasca Prosesi Pelantikan dan Serah Terima Jabatan, Begini Isi Pidato Pertama Bupati Bandung Dadang Supriatna

26 April 2021, 23:24 WIB
BUPATI Bandung, Dadang Supriatna didampingi Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan menyampaikan pidato pertamanya sesaat setelah serah terima jabatan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin 26 April 2021. /ADE MAMAD/ PIKIRAN RAKYAT/

JURNAL SOREANG - Berikut adalah isi pidato pertama Bupati Bandung, Dadang Supriatna yang didampingi Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan pasca prosesi pelantikan dan serah Terima jabatan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Senin 26 April 2021.

Bismillahirahmanirahim, Assalamu`alaikum Wr. Wb.,

Salam sejahtera bagi kita semua,
Sampurasun

Baca Juga: Ramai Perang Sarung di Perbatasan Cianjur, Meresahkan Warga dan Pengguna Jalan

Yang Saya Hormati, Saudara Wakil Bupati Bandung dan seluruh warga masyarakat Kabupaten Bandung yang saya cintai.

Seraya memohon ampunan dan pertolongan Allah SWT. Tadi pagi, saya dan Aa Sahrul Gunawan telah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bandung.

Sejak pagi tadi, resmi sudah saya menjadi Pemimpin Pemerintahan di Kabupaten Bandung, dengan segala tugas dan tanggungjawabnya.

Bagi kami, pelantikan bukanlah momentum untuk melakukan eforia dan bersuka cita, pelantikan itu kami tafsirkan sebagai penyerahan tugas dari Negara untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan. 

Baca Juga: Bersama Wakilnya Sahrul Gunawan, Bupati Bandung Dadang Supriatna Berjanji Kedepankan Kepentingan Publik

Dan sebagai titik mula perjuangan untuk menghadirkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi warga masyarakat di kabupaten Bandung.

Dalam kesempatan ini perekenankanlah saya mengucapkan terima kasih pada seluruh warga masyarakat Kabupaten Bandung. 

Kita semua tahu perjuangan ini tidak bermula dari dana kampanye yang melimpah, kita berkampanye secara sederhana, dari rumah ke rumah, dari desa ke desa meyakinkan warga untuk melakukan perubahan. 

Adalah perjuangan para relawan dan pendukung yang dengan penuh keikhklasan, mewakafkan tenaga dan harta mereka. Keringat bercucuran, rupiah demi rupiah dikumpulkan dan kemudian menjadi stiker, spanduk, kaos dan alat kampanye lainnya, yang pada akhirnya membuahkan kemenangan kita semua.

Baca Juga: Dilantik Tanpa Didampingi Pasangan, Sahrul Gunawan: Tidak Harus Dipaksakan, doain aja

Saudara-saudaraku sekalian, perjalanan ini bukanlah semata-mata tentang mendorong saya menjadi Bupati, namun merupakan perwujudan harapan besar masyarakat akan lahirnya perubahan. Itulah tantangan berat yang harus sama-sama kita wujudkan.

Hadirnya kepemimpinan baru adalah milik anda semua, maka sejak hari ini tidak ada lagi perbedaan pilihan. Saya dan Pak Wakil Bupati adalah milik semua masyarakat Kabupaten Bandung.

Mewujudkan harapan perubahan akan sungguh berat dan penuh dinamika, maka sebelumnya diperlukan persatuan dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat. 

Saya janjikan perubahan akan dilakukan, perubahan akan segera kita hadirkan untuk mewujudkan Kabupaten Bandung ini sebagai daerah yang menghadirkan kebaikan-kebaikan bagi warganya.

Baca Juga: Peduli Sesama, Gada AMS Ciparay Bandung Gelar Donasi untuk Egi Korban Bullying Bogor

Momentum Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bandung dilaksanakan pada bulan Ramadhan, bulan yang dalam kepercayaan saya sebagai muslim, adalah bulan yang banyak diliputi ampunan dan keberkahan.

Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bulan suci Ramadhan.

Antara lain adalah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang dibacakan oleh Bapak Bangsa, Ir. Soekarno, dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 hijriyah. 

Andalusia, yang sekarang menjadi sebagian dari negara Spanyol dan Potugal, pada tahun 711 masehi pernah ditaklukan oleh seorang Jenderal Kekhalifahan Umayyah yang bernama Thariq bin Ziyad, dan peristiwa pembebasan itu juga terjadi pada bulan Ramadhan tepatnya tanggal 28 tahun 92 Hijriyah.

Baca Juga: Dadang Supriatna dan Sahrul Akan Dikukuhkan Jadi Bupati dan Wabup Bandung, Ini Permintaan Dadang Naser

 

Ramadhan juga dikenal dengan istilah syahrul khoir dan syahrul muwasat, atau bulan pertolongan dan bulan kebaikan, maka semoga Allah SWT menghadirkan kebaikan-kebaikan dan memberi pertolongan bagi kita semua, dalam mewujudkan Kabupaten ini sebagai daerah yang memberikan kesejahteraan bagi warganya. 

Semoga spirit Ramadhan, yang kita yakini sebagai spirit keikhlasan, solidaritas dan pengabdian, menjadi ruh yang mewarnai pembangunan Kabupaten Bandung ke depan. 

Saudara-saudara, pelantikan kami dilakukan di tengah-tengah pandemi Covid-19. Sudah satu tahun lebih kita hidup dalam situasi prihatin ini. 

Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana setahun lalu, pada awal pandemi ini melanda, aktivitas manusia sejenak berhenti, kita dihimbau untuk tetap berada di rumah, jalanan menjadi lengang dan sepi, pasar ditutup, kendaraan umum tidak beroperasi, roda ekonomi sejenak berhenti, dan sampai saat ini belum pulih sempurna kembali. 

Baca Juga: Terdeteksi Varian Baru Covid-19, Cucun Ahmad Syamsurijal: Khawatir Anggaran Rp176 Trilliun Menjadi Mubajir

Pandemi ini memaksa guru dan murid belajar dari rumahnya, para pekerja tidak bisa pergi ke tempatnya mencari nafkah, banyak diantara mereka yang penghasilannya menurun bahkan hilang sama sekali.

Di awal pandemi ini, kita menyaksikan pemandangan yang menurut saya memalukan.

Kita masih ingat bagaimana harga masker medis melambung tinggi, dijual dengan harga lima puluh ribu rupiah per lembar, sementara biasanya hanya sekitar tiga ribuan. Hand sanitizer mahal dan langka, APD hilang dari pasaran, vitamin C tidak ditemukan di rak-rak toko dan apotik. Ini antara lain adalah karena ulah para penimbun dan spekulan yang mengambil keuntungan dari keprihatinan banyak manusia.

Di awal pandemi ini juga, kita menyaksikan bagaimana ada sebagian diantara kita, yang berbondong-bondong membeli sembako dalam jumlah besar, memborongnya tanpa ada kesadaran, bahwa hal tersebut akan menaikkan harga barang.

Baca Juga: Relawan Jabar Bergerak Bandung Sebarkan Rantang Cinta Sebanyak 1000 Paket

Seolah hanya mereka saja yang boleh selamat dari pandemi ini. Mereka lupa bahwa ada golongan masyarakat dhuafa yang bahkan bingung untuk makan sehari saja.

Saudara saudaraku sekalian, setiap masa tentu ada peristiwa dan tantangannya tersendiri, ada manusia yang pada masa hidupnya bisa menyaksikan Komet Haley yang melintasi bumi setiap 75 tahun sekali, ada manusia yang dalam hidupnya menyaksikan langsung wajah Soekarno ketika menyemangati rakyat lewat orasi-orasinya.

Ada juga mereka yang hidup saat bangsa ini dilanda kelaparan dan dikirim menjadi romusha pada masa penjajahan jepang.

Pada waktu kita mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Militer tentara sekutu NICA, pada tahun 1947 dan tahun 1948, jangan dikira semua elemen rakyat Indonesia bergabung menjadi satu kekuatan perjuangan.

Baca Juga: Kaum Muslimin Dianjurkan untuk Mandi Sunah Setiap Malam di Bulan Ramadhan

Ada juga pada saat itu, yang menjadi pengkhianat bangsa, yang namanya masih kita kenang dengan istilah “londo ireng” atau “walanda hideung” merekalah yang mengkhianati perjuangan mempertahankan kemerdekaan, mereka berkolaborasi dengan bangsa penjajah, mungkin karena takut, atau yang lebih besarnya dikarenakan motif mencari keuntungan pribadi, padahal bangsanya terancam dijajah kembali.

Saudaraku, dalam masa prihatin yang disebabkan pandemi ini rasa kemanusiaan kita sesungguhnya tengah diuji, apakah kita akan menjadi manusia beradab yang melampaui ujian berat ini dengan terhormat, atau akan dicatat sejarah sebagai manusia egois yang mementingkan diri sendiri.

Adalah pilihan kita, apakah akan menjadi khoirunnas, menjadi manusia terbaik, atau menjadi pengkhianat seperti “walanda hideung” di zaman perang.

Warga Masyarakat Kabupaten Bandung yang saya cintai, Hayu urang balik ka Bandung.

Baca Juga: Sebagai Benteng Ulama dan Benteng NKRI, Kang Cucun: Ansor Miliki Prinsip Perjuangan Hubbul Wathon Minal Iman

Hari ini saya mengajak, baik pada diri pribadi maupun saudara saudara sekalian. Dalam menghadapi krisis ini, dan dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Bandung, mari kita balik ka Bandung, kita kembali pada nilai-nilai mulia yang diajarkan leluhur kita. Nilai-nilai luhur urang sunda.

Sebagai warga kabupaten Bandung, kita harus memiliki kebanggaan, karena Kabupaten kita adalah Ibu dari wilayah Bandung Raya, yang sekarang meliputi Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung itu sendiri. Pusat pemerintahan daerah Bandung Raya dulu berada di daerah karapyak yang terletak di Dayeuh Kolot.

Secara historis balik ka Bandung sama halnya dengan balik ka indung, kembali pada asal yang melahirkan. Maka jati diri urang Kabupaten Bandung haruslah laksana seorang Ibu. Sifatnya adalah nyaahan, deudeuhan, penuh empati dan kasih sayang, memiliki jiwa solidaritas yang tinggi pada sesama. Inilah yang akan menjiwai roda pemerintahan di Kabupaten Bandung.

Kabupaten Bandung kedepan, akan dikelola dengan prinsip citizen first, yaitu miheulakeun kabutuhan warga. Karena prinsipnya pemimpin adalah khodimul ummah, atau pelayan warganya, bukan terbalik. Pemimpin harus melayani rakyatnya dengan segenap kasih sayang dan kemampuan yang ia miliki, bukan dilayani dan dielu-elukan.

Baca Juga: Jelang Pelantikan, Cucun Ahmad Syamsurijal Minta Semua Elemen Bersatu Bangun Kabupaten Bandung

Dalam spirit urang sunda, kepemimpinan model ini termaktub dalam pribahasa, ngumawula ka wayahna, teu adigung kamagungan, teu paya diagreng agreng, atau menyatu manunggal dengan rakyat, tidak tinggi hati dan tidak suka dimanjakan dengan kemewahan.

Ke depan tidak boleh lagi ada antrean rakyat yang mengurus dokumen-dokumen administratif. Prinsip miindung ka waktu mibapa ka jaman, juga dapat diartikan bahwa kita harus bisa mengadaptasi semua jenis perkembangan teknologi untuk menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Program digitalisasi pelayanan publik akan dilakukan sebagai prioritas agar tidak ada lagi antrian dan kesulitan rakyat dalam mengurus dokumen-dokumen administratif.

Ke depan tidak boleh lagi ada, istilah sindiran pada Kabupaten Bandung sebagai Bandung Coret, seolah Kabupaten Bandung identik dengan keterbelakangan. Bersama-sama akan kita buat gelombang perubahan besar di Kabupaten Bandung menjadi kota yang maju dan sejahtera. Akan kita bangun penanda-penanda kota, taman dan jalan, sekolah, rumah sakit dan fasilitas pelayanan publik yang membanggakan, tanpa melupakan identitas kita sebagai urang Sunda.

Balik ka Bandung sekali lagi adalah kembali ke akar budaya dan identitas kita sebagai urang Sunda, yang terkenal dengan filosofi silih asah silih asih silih asuh. Sareundeuk saigel sabobot sapihanean, sabata sarimbagan.

Baca Juga: Jelang Pelantikan, Dadang Supriatna Bupati Bandung Terpilih Kunjungi Kapolda Jabar

Sebagai pemimpin, krisis adalah test of leadership, ujian bagi kepemimpinan. Doktrin ajaran sunda tentang kepemimpinan termaktub dalam pribahasa sederhana yaitu “kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mufakat ka balarea.”

Pemimpin harus patuh pada hukum, berbakti pada negara dan melibatkan warga dalam setiap pengambilan keptusannya. Hal ini dalam Islam tercantum dalam prinsip “tasorroful imam ala ro’iyyah manuthun bil maslahah” keputusan pemimpin harus senantiasa berlandaskan pada kemaslahatan rakyatnya.

Bagi masyarakat, krisis adalah test of humanity, atau ujian kemanusiaan. Dalam spirit budaya kita, tidak ada hal lain yang paling tepat untuk dilakukan sekarang kecuali paheuyeuk heuyeuk leungeun paantay antay panangan, bergandengan tangan, bergotong royong dan welas asih. Menampilkan diri sebagai pribadi yang bermanfaat dan membantu sesama. Berkolaborasi dalam membangun kabupaten yang kita cintai ini.

Baca Juga: Tidak Tunjukan Surat Hasil Swab Antigen, Satlantas Polresta Bandung Putar Balik 395 Kendaraan dari luar kota

Hayu urang balik KaBandung, mengembalikan marwah dan kehormatan Kabupaten Bandung sebagai daerah asal mula berkembangnya kawasan Bandung Raya. Hayu urang Balik Ka Bandung, kembali pada jati diri urang Sunda sebagai manusia yang terhormat dan berkarakter. Hayu urang Balik KaBandung. Bersama-sama melakukan gelombang besar perubahan untuk terciptanya Kabupaten Bandung yang BEDAS! Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera.

Semoga Allah Meridhoi,
Wallahul Muwafiq Illa Aqwami Thoriq
Wassalamualaikum Wr. Wb.

BUPATI BANDUNG

H. M. DADANG SUPRIATNA, S.Ip., M.Si.

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler