Langkah Berani Cucun Ahmad Syamsurijal, Ceraikan Golkar hingga Menang di Pilkada Kabupaten Bandung

16 Desember 2020, 12:40 WIB
Ketua DPC sekaligus anggota Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal (tengah) bersama Bupati Bandung terpilih Dadang Supriatna (kiri) dan wakil bupati terpilih Sahrul Gunawan (kanan) /Handri/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Selain sosok pasangan calon, sederet tokoh besar di belakangnya juga tak kalah berpengaruh dalam kemenangan Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan di Pilkada Kabupaten Bandung 2020.

Tanpa mengesampingkan tokoh-tokoh lain, Ketua DPC sekaligus Ketua fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal boleh dibilang sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam kesuksesan koalisi PKB-Nasedm-Demokrat-PKS.

"Bukan sekedar gemuk, koalisi Perubahan itu dilansir sebagai koalisi yang solid di tangan Cucun selaku "Panglima" Timses Paslon Bedas. Sampai akhirnya mampu menumbangkan dinasti petahana yang sudah 20 tahun menguasai Kabupaten Bandung," kata Kordinator Media Center Paslon Bedas Pungkit Wijaya, Rabu 16 Desember 2020.

Baca Juga: Pengamat: Koalisi, Militansi dan Keartisan Menangkan Dadang-Sahrul di Pilkada Kabupaten Bandung

Menurut Pungkit, Cucun bisa disebut salah seorang tokoh sentral dalam suksesnya pasangan Dadang-Sahrul di Pilkada Kabupaten Bandung 2020.

Pungkit menambahkan, selaku Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung Cucun rela dan legowo menyerahkan mandat calon bupati kepada calon yang lain.

Padahal, ia sendiri sebenarnya sangat berpotensi untuk maju dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Tokoh: Kemenangan Dadang-Sahrul Pilkada Kabupaten Bandung 2020 adalah Amanah dan Beban Sejarah

Selain memiliki jam terbang sebagai Ketua Fraksi PKB DPR RI, Cucun sendiri memiliki tingkat popularitas cukup tinggi di Kabupaten Bandung, sehingga banyak kalangan terus mendesak bahwa yang pantas maju dari PKB menjadi Cabup Bandung adalah Cucun.

"Cucun bahkan malah mendorong Kang DS, sapaan Dadang Supriatna, yang saat itu kader Golkar, untuk menjadi kader PKB. Bahkan lobi Ketua Fraksi PKB DPR RI ini moncer meyakinkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar untuk menjadikan Kang DS sebagai kader sekaligus diusung dari PKB untuk maju di Pilbup Bandung," kata Pungkit.

Setelah itu, terbangunlah koalisi antara PKB, Nasdem, Demokrat dan PKS dengan kesepakatan untuk mengusung Dadang-Sahrul dengan jargon Bedas.

Baca Juga: Warga Kesal dengan Ceceran Tanah Galian yang Kotori Jalan. Akhirnya Gelar Kerja Bakti

Meskipun jargon tersebut merupakan akronim dari kalimat "Bersama Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan, namun dalam Bahasa Sunda, kata Bedas berarti "Kuat".

"Bagi Kang Cucun, tugas menjadi Ketua Tim Pemenangan Paslon Bedas pun bukan hal mudah. Banyak orang terlibat di situ sejak elit partai, kader tingkat desa hingga Relawan Bedas. Ada gagasan yang harus diakomodir, ada pula pergerakan yang harus diselesaikan dengan akomodasi," tutur Pungkit.

Menurutnya, banyak pihak membaca bahwa skenario pemenangan Paslon Bedas ada dalam skema Kang Cucun, selain ia sendiri menggerakkan kader PKB dan seluruh Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama untuk mendukung Paslon Bedas.

Baca Juga: Hati-Hati, Akibat Tanah Galian Sehingga Puluhan Pengendara Sepeda Motor Terjatuh

Bahkan ketika deklarasi pemenangan, video tentang Cucun yang menyuarakan bahwa Kabupaten Bandung itu bukan Mamlakah (kerajaan), tetapi milik warga Kabupaten Bandung, sempat viral.

"Hal-hal seperti itulah yang mendorong kesuksesan Paslon Bedas menang telah di Pilkada Kabupaten Bandung. Kontribusi Kang Cucun selaku Panglima Timses Paslon Bedas mampu mendorong empat partai koalisi tetap bergerak melaju sampai akhir pertempuran pilkada," kata Pungkit.

Seperti diketahui, Cucun memang menjadi orang pertama yang mengambil langkah berani untuk memutuskan koalisi antara PKB dengan Golkar dan Gerindra, yang sempat tertuang dalam Surat Kesepakatan Bersama (SKB) berisi pengusungan Kurnia Agustina sebagai bakal calon Bupati Bandung.

Baca Juga: Enam Kota Jadi Favorit Destinasi Liburan Akhir Tahun. Ini Daftarnya

Namun munculnya isu pengusungan Usman Sayogi sebagai bakal calon wakil bupati, jauh sebelum terbitnya rekomendasi dari DPP Golkar dan Gerindra, membuat Cucun merasa Golkar telah mengkhianati PKB berdasarkan SKB tersebut.

Saat itu pula, Cucun memutuskan bahwa PKB hengkang dari koalisi dengan Golkar dan Gerindra, kemudian langsung melakukan lobi politik kepada Dadang Supriatna, kader militan Golkar yang tersingkirkan akibat munculnya rekomendasi untuk Kurnia.

Tak hanya diusung, Cucun pun 'pasang badan' dan mengajukan agar Dadang sekalian didaulat untuk menjadi kader PKB, kepada Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

Baca Juga: Jadwal Acara TV: MNC TV Rabu 16 Desember 2020. Akting Memukau Eva Arnaz dalam Warok Singo Kobra

Lobi serupa digencarkan oleh Cucun ke Partai Nasdem yang memiliki 'putri cantik' Sahrul Gunawan untuk dipinang sebagai bakal calon wakil bupati.

Kekuatan lobi Cucun, membuat Nasdem yang semula masih memiliki opsi lain dalam menyandingkan Sahrul dengan kader terbaik PKS, Gun Gun Gunawan, kemudian berbuah haluan dengan memasangkan Sahrul dengan Dadang Supriatna.

Tak berhenti sampai di situ, Demokrat yang 'kehilangan harapan' dalam mengusung kadernya untuk mendampingi Gun Gun, juga tergiur untuk merapat setelah pecah kongsi dengan PKS.

Baca Juga: Jadwal Acara TV: Metro TV Rabu 16 Desember 2020. Ada Susi Cek Ombak Pukul 20.05 WIB

Tak butuh waktu lama, PKS sendiri akhirnya ikut dalam rombongan yang dinahkodai Cucun untuk mengusung Dadang-Sahrul.

Bahkan, Gun Gun yang gagal maju pun didaulat oleh PKS untuk menjadi ketua tim pemenangan PKS, untuk memenangkah Dadang-Sahrul.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler