JURNAL SOREANG - Peretasan dan penipuan online kini beralih ke penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat perangkat lunak palsu, menyusun email phishing yang meyakinkan, dan menyebarkan informasi yang salah di internet.
Kepala Pusat Keamanan Cyber Kanada, Sami Khoury, perkembangan tersebut menunjukkan bukti awal bahwa revolusi teknologi yang melanda Silicon Valley kini juga banyak digunakan oleh para penjahat dunia maya.
Dia mengatakan agensinya sedang melihat bagaimana AI digunakan dalam email phishing atau membuat email dengan cara yang lebih fokus pada kode berbahaya dan informasi palsu.
"Meskipun penggunaan AI untuk menyusun kode berbahaya masih dalam tahap awal, pasti ada cara untuk naik ke level berikutnya karena butuh lebih banyak waktu untuk menulis eksploit yang baik.
"Kekhawatiran saya adalah model AI berkembang sangat cepat sehingga akan sulit untuk menangani potensi upaya jahat. Siapa yang tahu apa lagi yang bisa dilakukan dengan AI," katanya.
Namun, Khoury tidak memberikan detail atau bukti, namun mengklaim bahwa penjahat dunia maya sudah menggunakan AI, menambah kekhawatiran atas penggunaan teknologi tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, beberapa kelompok pengawas dunia maya telah menerbitkan laporan yang memperingatkan tentang risiko hipotetis AI.
Baca Juga: Dorong Kesuksesan Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024, Ini yang Ditekankan Komisi II DPR
Terutama dalam program pemrosesan bahasa yang berkembang pesat yang dikenal sebagai model bahasa besar (LLM), yang menggunakan volume teks yang besar untuk menghasilkan dialog, dokumen persuasif, dan lainnya.