Hacker Korea Utara Diduga Mencuri Crypto di Amerika Serikat, Berikut Penjelasan Pakar Keamanan Dunia Maya

- 21 Juli 2023, 21:13 WIB
Gambar ilustrasi mata uang crypto
Gambar ilustrasi mata uang crypto /Reuters

JURNAL SOREANG - Grup hacker yang didukung oleh pemerintah Korea Utara meretas perusahaan manajemen teknologi informasi (TI) Amerika Serikat (AS) untuk merampok perusahaan mata uang crypto, menurut firma dan pakar keamanan dunia maya.

Hacker dilaporkan masuk ke JumpCloud yang berbasis di Louisville, Colorado pada akhir Juni dan menggunakan akses mereka ke sistem perusahaan untuk mencuri dari setidaknya lima pelanggan, menurut posting blog.

Namun JumpCloud belum mengidentifikasi pelanggan yang terpengaruh. Di sisi lain, perusahaan cybersecurity CrowdStrike Holdings dan Mandiant milik Alphabet.

Baca Juga: Dorong Kesuksesan Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024, Ini yang Ditekankan Komisi II DPR

Hal tersebut bisa membantu JumpCloud, mengatakan para hacker yang diidentifikasi sebagai perusahaan cryptocurrency memang fokus mencuri mata uang.

CrowdStrike mengidentifikasi para hacker sebagai 'Labyrinth Chollima' yang merupakan salah satu dari beberapa kelompok yang diduga beroperasi atas nama Korea Utara.

Wakil Presiden Senior Intelijen CrowdStrike, Adam Meyers, mengatakan regu hacker Pyongyang tidak boleh diremehkan.

"Saya kira ini bukan terakhir kalinya kita melihat serangan dari rantai pasokan Korea Utara tahun ini," katanya.

Baca Juga: Waduh! Beberapa Akun Pejabat Amerika Serikat Terkena Hacker, Benarkah Diretas Hacker China

Mandiant mengatakan hacker itu bekerja untuk Biro Umum Pengintaian Korea Utara (RGB), badan intelijen asing utamanya.

Halaman:

Editor: Rustandi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x