Meski Diperbolehkan Belajar Tatap Muka, SMA dan SMK Belum Berani Memulainya, Ini Masalahnya

- 9 Oktober 2020, 13:28 WIB
ILUSTRASI. Belajar  di sekolah dengan tatap muka sendiri. Kisah pelajar SMP di Kabupaten Rembang  bernama Dimas Ibnu Elias ini viral. Dia belajar di sekolah sendiri karena tidak punya HP untuk belajar daring.
ILUSTRASI. Belajar di sekolah dengan tatap muka sendiri. Kisah pelajar SMP di Kabupaten Rembang bernama Dimas Ibnu Elias ini viral. Dia belajar di sekolah sendiri karena tidak punya HP untuk belajar daring. /Pikiran-Rakyat.com/Eviyanti

 

 


JURNAL SOREANG- Meski Pemprov Jabar sudah membolehkan pembelajaran tatap muka untuk SMA dan SMK, namun SMA dan SMK di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang belum berani menyelenggarakannya.

Hal itu dikarenakan persyaratan membuka belajar tatap muka yang ketat dan kekhawatiran terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Kami sendiri belum berani membuka belajar tatap muka, tapi untuk praktikum siswa ada tatap muka," kata Kepala SMK Al Aitaam, Arif Nugraha, saat dihubungi, Jumat, 9 Oktober 2020.

Baca Juga: Tubagus Ace,: Klaster Pendidikan Sudah Dikeluarkan dari UU Cipta Kerja

Dia menambahkan, persyaratan membuka belajar tatap muka cukup berat mulai dari adanya aurat izin gugus tugas penanggulangan Covid-19 kecamatan sampai kabupaten.

"Belum lagi dengan penyediaan alat-alat untuk protokol kesehatan yang nantinya disurvei langsung ke sekolah. Harus juga ada tes bebas Covid-19 untuk para guru dan tata usaha yang tentu saja butuh biaya tak sedikit," katanya.

Namun, untuk praktikum siswa SMK Al Aitaam sudah bisa berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x