Ia mengatakan mengajar di SMK tantangannnya cukup berbeda, apalagi menurutnya ia mengajar di SMK di Belitung Timur, yang paling jauh dari kota.
“Sekolah kami sekolah baru, waktu di awal hampir separuh anak tidak masuk sekolah. Dipanggil mereka lari. Saya pernah menampar anak dua kali, karena saya merasa dengan mendisiplinkan anak itu akan sukses, saya melihat di akademi militer kok disiplin,” terang Mundhofi.
Ia merasa ‘ditampar’ ketika mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan menjadi sadar bukan begitu cara mengatasi anak. Pendidikan Guru Penggerak mengajarkan ia untuk menyelam dan mendalami karakter anak secara mendalam dan memahaminya.
“Pendidikan Guru Penggerak membuat saya berubah, saya bukan lagi guru yang suka menampar anak,” tegas Mundhofi.***