Network
Cara mengatasi arogansi yang dianggap wajar oleh remaja, menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Chandra, perlu pembekalan regulasi emosional dengan kurikulum yang bersifat humanistis bukan sekedar material.
Secara umum pembelajaran tentang emosi dan sosial di Sekolah kurang efektif karena tidak diterapkan dengan pendekatan humanistik.
Hal itu mengakibatkan anak lemah dalam berpikir dan meregulasi emosi, dampak panjang lainnya saat terjadi konflik tidak bisa memutuskan solusi yang bijak.
Tentunya sebelum mengandalkan kurikulum sekolah, orang tua dan keluarga wajib untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Selain itu, mengenalkan norma-norma yang berlaku di Indonesia, agar arus deras media sosial dapat dibendung dengan bekal yang cukup untuk meregulasi emosi dan pengetahuan anak.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang
