Network
JURNAL SOREANG - Tindakan kekerasan yang belakangan ini banyak dilakukan remaja menjadi fenomena yang disoroti oleh Psikolog dari berbagai Universitas.
Selain tindak kekerasan yang sedang ramai diperbincangkan warganet, kasus penganiayaan putra pengurus GP Ansor, David, oleh tersangka Mario Dandy, berbagai macam tindak kekerasan dalam kasus tawuran, senioritas, hingga berulangnya kasus Klitih di Yogyakarta masih banyak diberitakan.
Sehingga fenomena tersebut dipertanyakan banyak orang, mengapa para remaja tersebut bisa sampai hati berbuat keji terhadap sesama? Dan apa yang ada didalam diri mereka?
Psikologi pada remaja menjelaskan, selain faktor perubahan fisik dan psikologis akibat pubertas, kebebasan di rumah atau di sekolah juga membuat remaja mengalami fase storm and stress.
Artinya, para remaja kita pada fase ini merasakan disrupsi suasana hati dan menumbuhkan sikap berani mengambil resiko, misalnya berani melakukan hal-hal yang ilegal.
Apalagi jika remaja tersebut merasa memiliki privilese kakuatan dan kekuasaan, bisa membuat perilaku semakin tidak terkontrol.
Baca Juga: WASPADA! Sejumlah Titik Rawan Balap Liar dan Tawuran di Jaksel, Ini Menurut Kapolda
Dikutip dari @menjadimanusia.id tindakan yang tidak manusiawi, menyiksa manusia yang tidak berdaya merupakan contoh seseorang tidak memiliki empati dan kontrol diri, dengan semestinya akal dan pikiran manusia bisa mengendalikan emosinya.
