JURNAL SOREANG - Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Perempuan Remaja Dalam Cengkraman Militer, hingga Gadis Pantai, setidaknya buku-buku tersebut dianggap wajib dimiliki oleh pegiat sastra didalam koleksinya.
Adalah Pramoedya Ananta Toer, sang jenius dibalik penciptaan karya-karya diatas dan puluhan judul fenomenal lainnya.
Lahir di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925, Pram dijuluki sastrawan sejarah paling produktif dengan hasil karya lebih dari 50 judul buku yang diterjemahkan kedalam 42 bahasa asing.
Baca Juga: Luar Biasa! Sejumlah Alasan Mengapa Song Hye Kyo Disebut 'Adil' Saat Bercerai, Nomer 3 Bikin Kagum?
Karya-karya Pram yang banyak dijadikan bahan ajar di Sekolah dan Universitas diluar negeri, merupakan gambaran dari realita yang terjadi pada masa pra kemerdekaan.
Pram banyak mengisahkan tentang penindasan dan perbudakan yang dialami rakyat pribumi, dan akibat mengangkat kisah realitas itu juga lah Pram diasingkan ke Pulau Buru sebagai Tahanan Politik (Tapol).
Karya yang menggambarkan betapa buruknya kondisi pribumi dalam cengkraman kolonial, ditindas, dan terpenjara dalam strata sosial yang menempatkan pribumi dalam kasta terendah jaman dulu kala membuat Pram menciptakan sosok Minke, tokoh utama pribumi yang cerdas dan pandai menulis.