Oleh karena itu, ia beserta tim-nya lebih mengedepankan jemput bola dengan mendatangi ke setiap kelas guna memantau perilaku siswanya.
"Kami di sini tidak hanya menerima keluhan saja, namun kami pun kerap berkeliling kelas untuk memperhatikan perilaku siswa di dalam lingkungan sekolah kami," jelasnya.
Baca Juga: 5 Wakil Indonesia Lolos ke Perempat Final Jepang Open 2022, Ada Fajar/Rian dan Apriyani/Siti Fadia
Dengan demikian, menurutnya, langkah tersebut bisa dikatakan pencegahan dini dari perilaku siswa kurang baik.
"Kami tentunya memberikan solusi kepada siswa yang bermasalah sesuai dengan kapasitas kami dan sesuai laporan yang kami terima dengan databyang ada," kata Eti.
Namun, ia pun mengaku, apabila proses penyelesaian masalah siswa di luar kapasitasnya, maka ia menyerahkan kepada pihak lain yang lebih berkompeten.
"Contohnya, kami pun mengadakan kolaborasi dengan dokter spesialis atau psikiater dan instansi lain, apabila menemukan masalah yang melibatkan siswa berkebutuhan khusus atau siswa yang membutuhkan bimbingan psikologis," ungkapnya.
Hal senada pun disampaikan Kepala Sekolah SMAN 1 Cileunyi, Hery Kustarto, saat ditemui di ruangannya.
"Guru BK sekarang bukan hanya berkutat masalah konseling saja, namun juga dituntut untuk bagaimana mengembangkan pribadi anak-anak ke arah yang lebih maju," kata Hery.