Pesantren Al Falah Bandung Jadi Unggulan Bentuk Santri Penghafal Al Qur'an yang Menjauhi Maksiat

- 19 Juni 2022, 11:30 WIB
salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Dr. Mukhsin Abdurahman,
salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Dr. Mukhsin Abdurahman, /Tri Jauhari /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG- Pondok Pesantren Al Falah di Nagreg dan Cicalengka Kabupaten Bandung mendidik santrinya menjadi penghafal Al Qur'an dengan menjauhi maksiat.

Selain menjauhi maksiat mereka juga melakukan riyadoh atau amalan spiritual berupa puasa sehingga ada 42 santri Pondok Pesantren Al Falah tahun ini yang menjadi penghafal Al Qur'an
mulai dari 1 juz hingga 30 juz.

Menurut salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Dr. Mukhsin Abdurahman, dengan riyadoh dan menjauhi maksiat itu para santri menjadi lebih kuat hafalannya sehingga lebih cepat menjadi penghafal Al Qur'an.

Baca Juga: MUTIARA HIKMAH, Kisah Syekh Fahad dan Kakek Penghafal Al Quran

Sebelum lulus dan diwisuda, para santri tersebut dites di depan publik oleh masayid atau gurunya untuk mengetahui kompetensi hafalannya.

Selain hafalan Al Qur'an, para masayid juga mengetes hafalan hadis sahih dan kitab-kitab lain para santri di depan umum.

Dari beberapa santri yang tampil ke depan, rata-rata mereka bisa menjawab pertanyaan para guru sehingga mendapat aplaus dari hadirin.

Al Falah selama ini memang dikenal sebagai pondok pesantren di Bandung yang banyak mencetak hafidz dan hafidzoh (penghafal Al Qur'an).

Baca Juga: Soal Santri Penghafal Al Quran Tutup Telinga, Sutradara Angga Sasongko: Jangan Gampang Beri Cap Radikal

Rahasianya, para santri diberi latihan riyadoh atau amalan spiritual berbentuk puasa, mulai dari 10 hari, 21 hari, hingga 41 hari.

Tujuannya adalah agar hafalan mereka kuat dan tidak mudah lupa, karena dengan banyak puasa konsentrasi mereka menjadi lebih baik.

Selain riyadoh, mereka juga diharuskan untuk menjauhi maksiat, sehingga sedikit saja dosanya dan tidak mudah lupa pada tugas hafalannya.

Sesuai teori dari Imam Syafi'i, jika orang ingin menghafalkan Al Qur'an maka langkah pertama adalah meninggalkan maksiat.

Baca Juga: Berantas Buta Huruf dan Lahirkan Penghafal Al-Qur'an, Polsek Ciparay Gelar Program Tebar Al-Qur'an dan Iqro

Menurut pengalaman Mukhsin Abdulrahman, kalau orang banyak maksiat atau banyak dosa pasti hafalannya kacau dan tidak akan bagus.

"Karena itu para Kiai di Al Falah sini sangat menekankan para santri untuk meninggalkan sesuatu yang hura-hura," kata Mukhsin Abdurahman.

Seorang santri yang hafal 30 juz, Muhammad Irham Kusnaya mengakui, seseorang akan lebih cepat menghafal Al Qur'an jika ia bukan saja sekedar membaca tapi juga mengamalkan isi bacaannya.

Irham sendiri baru hafal Al Qur'an 30 juz setelah membacanya berulang-ulang selama 6 tahun gara-gara terlalu santai menghafalnya.

Baca Juga: Rasulullah Ibaratkan Ini Kepada Orang yang tidak Mau Membaca dan Menghafal Al-Quran

Padahal, teman-temannya yang lain ada yang lebih cepat dari dirinya. "Harus ada tekad yang kuat dan menghafal karena Allah, lillahi ta'ala," katanya.

Seorang santri yang lain Ahmad Faris yang hafal 20 juz menyatakan, orang harus banyak berdoa sampai mendapatkan metode yang cepat untuk menghafal Al Qur'an.

Selain itu, tiap hari orang tidak boleh jemu menghafal. "Saya biasanya habis sekolah membaca selembar, bakda Asar mengulangi, dan malamnya bakda Isya mengulangi lagi," katanya. ***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x