Pesantren Al Falah Bandung Jadi Unggulan Bentuk Santri Penghafal Al Qur'an yang Menjauhi Maksiat

- 19 Juni 2022, 11:30 WIB
salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Dr. Mukhsin Abdurahman,
salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Dr. Mukhsin Abdurahman, /Tri Jauhari /Jurnal Soreang

Rahasianya, para santri diberi latihan riyadoh atau amalan spiritual berbentuk puasa, mulai dari 10 hari, 21 hari, hingga 41 hari.

Tujuannya adalah agar hafalan mereka kuat dan tidak mudah lupa, karena dengan banyak puasa konsentrasi mereka menjadi lebih baik.

Selain riyadoh, mereka juga diharuskan untuk menjauhi maksiat, sehingga sedikit saja dosanya dan tidak mudah lupa pada tugas hafalannya.

Sesuai teori dari Imam Syafi'i, jika orang ingin menghafalkan Al Qur'an maka langkah pertama adalah meninggalkan maksiat.

Baca Juga: Berantas Buta Huruf dan Lahirkan Penghafal Al-Qur'an, Polsek Ciparay Gelar Program Tebar Al-Qur'an dan Iqro

Menurut pengalaman Mukhsin Abdulrahman, kalau orang banyak maksiat atau banyak dosa pasti hafalannya kacau dan tidak akan bagus.

"Karena itu para Kiai di Al Falah sini sangat menekankan para santri untuk meninggalkan sesuatu yang hura-hura," kata Mukhsin Abdurahman.

Seorang santri yang hafal 30 juz, Muhammad Irham Kusnaya mengakui, seseorang akan lebih cepat menghafal Al Qur'an jika ia bukan saja sekedar membaca tapi juga mengamalkan isi bacaannya.

Irham sendiri baru hafal Al Qur'an 30 juz setelah membacanya berulang-ulang selama 6 tahun gara-gara terlalu santai menghafalnya.

Baca Juga: Rasulullah Ibaratkan Ini Kepada Orang yang tidak Mau Membaca dan Menghafal Al-Quran

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x