Kemendikbudristek Kenalkan Kurikulum Prototipe untuk Tahun 2022, Duh Apalagi?

- 25 Desember 2021, 05:48 WIB
Ilustrasi belajar tatap muka. Kemendikbudristek Kenalkan Kurikulum Prototipe untuk Tahun 2022, Duh Apalagi?
Ilustrasi belajar tatap muka. Kemendikbudristek Kenalkan Kurikulum Prototipe untuk Tahun 2022, Duh Apalagi? /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

“Namun pusat (Kemendikbudristek) tetap menyediakan perangkat ajar seperti buku teks pelajaran, contoh modul ajar mata pelajaran, atau contoh panduan proyek Profil Pelajar Pancasila,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa’aduddin Djamal menuturkan, pada tahun 2021 Kurikulum Prototipe memang hanya diterapkan di Sekolah Penggerak dan SMK PK. Namun mulai tahun 2022, tidak hanya Sekolah Penggerak dan SMK PK yang bisa menerapkan Kurikulum Prototipe, melainkan semua satuan pendidikan diberikan opsi untuk menggunakan Kurikulum Prototipe sebagai upaya pemulihan pembelajaran.

Baca Juga: Penuntasan Kurikulum Tak Jadi Prioritas Utama di Masa Pandemi, Mendikbudristek Minta Pemda Sesuaikan Regulasi

Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, antara lain pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level).

Kepala LPMP Aceh, Muslihuddin, mengatakan satuan pendidikan dapat memilih untuk menerapkan Kurikulum Prototipe dengan jalur mandiri.

Satuan pendidikan dapat menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang mengukur kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Tidak ada pilihan yang paling benar dalam angket tersebut. Pilihan terbaik adalah pilihan yang paling sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan berdasarkan kompleksitasnya.

Baca Juga: Pembentukan Kurikulum Merdeka Belajar Tak Bisa Instan, Sesuaikan dengan Pengguna Lulusan Perguruan Tinggi

“Setiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda. Kompleksitas sedang dan sederhana itu yang lebih tahu kan dinas pendidikan, kaitannya dengan kesiapan sekolah dan guru. Jadi tergantung kesiapan sekolah, karakteristik sekolah, dan stakeholders di lingkungan satuan pendidikan,” ujar Muslihuddin.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah