"Bela negara menjadi keharusan bagi umat Islam. Sebab, Rasulullah telah mencontohkannya dalam menjaga Kota Mekah dan Madinah," katanya.
Kalau ada segelintir orang yang mempertanyakan loyalitas umat Islam tentang cinta Tanah Air atau bela negara, jawaban membela tanah air adalah wajib.
"Sebab, cinta Tanah Air dan bela negara untuk umat Islam sebuah keharusan. Rasulullah telah mencontohkanya dalam menjaga Mekah dan Madinah. Meskipun harus rela berhijrah untuk mempertahankan dan menyebarkan ajaran Islam. Fathul Mekah menjadi menjadi bukti atas kecintaan Rasul terhadap Kota Mekah,” tuturnya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, diceritakan Rasulullah sendiri pernah mengungkapkan rasa cintanya terhadap Makkah, tanah kelahirannya saat berhijrah.
Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selain Mekkah.
“Karena kecintaan Rasul pada Makkah saat 40 kaki melangkah, Nabi menoleh ke belakang untuk melakukan hijrah ke kota Yatsrib (Madinah) sambil berdoa: Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah,” tegasnya.
Ketiga, menghargai keberagaman yang diharapkan dapat menyebarluaskan Islam rahmatan lil ‘alamin, moderat, wasathiyah, dan berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI.
“Untuk urusan kebangsaan, bela negara, cinta Tanah Air sudah final. Tidak ada perdebatan lagi. Karena para ulama pendahulu kita telah menegaskan cinta Tanah Air itu sebagian dari iman. Oleh karena itu, kebangsaan, keberagamaan ini harus menjadi sesuatu yang sudah buat kita selesai," ujarnya.